Sukses

Mobil Elektrik Naik Daun Pascatsunami di Jepang

Setelah bencana tsunami terjadi, mobil elektrik membuktikan ketangguhannya. Penggunaan mobil elektrik meningkat karena rusaknya penyulingan-penyulingan minyak ditambah jalan yang penuh hambatan sehingga bensin sulit diperoleh.

Liputan6.com, Tokyo: Hummer 4x4 atau Jeep mungkin pilihan terbaik untuk menjelajahi kota-kota yang hancur di timur laut Jepang. Wilayah itu diguncang gempa bumi dan tsunami pada bulan Maret dan pasti tidak ramah bagi kendaraan elektrik. Namun, pada hari-hari setelah bencana itu terjadi, mobil elektrik justru membuktikan ketangguhannya.

Penyulingan-penyulingan minyak rusak dan jalan penuh hambatan sehingga bensin adalah barang yang sulit. Kekurangan menjadi akut sampai-sampai tentara bela diri Jepang harus mengangkut bensin yang disumbangkan Cina. Namun di Sendai, kira-kira 250 mil timur laut Tokyo, dan kota-kota lain rusak oleh gempa bumi, listrik sudah normal dalam beberapa hari setelah bencana.

Presiden Mitsubishi Motors Osamu Masuko menawarkan puluhan  mobil elektrik i-MiEV untuk kota-kota yang terkena dampak gempa. Kendaraan yang dirancang untuk kerja ringan, seperti mengantar penumpang ke pusat perbelanjaan itu ternyata cocok untuk kebutuhan di daerah yang terkena bencana. Mobil itu bolak-balik membawa warga ke  pusat pengungsian, sekolah, dan rumah sakit. Termasuk mengangkut dokter, pekerja profesional, dan sukarelawan.

"Hampir tidak ada bahan bakar pada waktu itu, sehingga saya sangat berterima kasih saat mendengar penawaran itu," kata Tetsuo Ishii, kepala dinas lingkungan di Sendai. "Bila kami tidak mendapat mobil-mobil itu, itu akan sangat sulit untuk mengerjakan hal yang harus lakukan." ungkapnya.

Ishii dan pejabat-pejabat resmi di Sendai menggunakan mobil-mobil itu secara strategis. Dua unit mobil digunakan untuk membawa makanan dan pasokan ke 23 pusat penampungan di kota, sementara dua lainnya digunakan untuk pelayanan dokter. Jika ada kebutuhan mendesak, kotapraja bisa menggunakan mobil-mobil untuk membantu membersihkan rumah rusak. Truk masih sulit beroperasi karena bahan bakar tak mudah didapat.

Rata-rata kendaraan listrik itu menempuh 30 hingga 45 mil setiap hari, kira-kira separuh jarak yang bisa ditempuh dalam keadaan baterai penuh. Kebanyakan mobil, kata dia, kembali setiap malam ke balai kota lalu diisi dengan listrik  200 volt.

Pengisian cepat hingga 80 persen bisa dilakukan dalam 30 menit sedangkan pada outlet standar 100 volt membutuhkan waktu lebih dari 12 jam. President Mitsubishi Motors Masuko terkesan dengan kekokohan dan daya guna kendaraan buatan pabriknya.  Selama ini mereka berjuang melawan anggapan bahwa kendaraan itu mahal dan tak praktis. "Saya paling terkesan saat mendengar kata-kata kukira kendaraan elektrik tidak bisa dipercaya. Tetapi saat ini, kendaraan itu bagian dari kehidupan sehari-hari," tulisnya dalam  email. "Saya senang mendengar kendaraan elektrik kami berkontribusi untuk pemulihan daerah yang terkena dampak."(ANT/TOW/ULF)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini