Sukses

Teknologi Start-Stop untuk Kendaraan Bermotor

Guna menghemat penggunaan BBM sekaligus mengurangi emisi karbon dari gas buang kendaraan, sebuah perusahaan di Eropa membuat teknologi start-stop.

Liputan6.com, Jakarta: Guna menghemat penggunaan bahan bakar minyak sekaligus menekan kadar emisi gas karbon dari gas buang kendaraan, sebuah perusahaan di Eropa Johnson Controls mengembangkan teknologi start-stop mesin. Cara kerja teknologi start-stop itu adalah sistem yang otomatis mematikan mesin saat idle atau sedang tidak digunakan. Gampangnya, saat kendaraan berhenti, maka mesinnya pun berhenti. Namun saat kaki melepas pedal rem atau pedal gas diinjak, mesin pun hidup kembali.

Teknologi itu mulai diluncurkan di Eropa pada 2007 seiring berlakunya Undang-undang Pengurangan Karbon. Start-stop menghasilkan penghematan 5-12 persen BBM. "Dan jika digabungkan dengan teknologi lain yang hemat BBM, penghematan bisa mencapai 18 persen," kata juru bicara Johnson Controls, seperti dikutip Carspike.com.

Teknologi start-stop diakui tidak sehebat hybrid atau mobil listrik dalam penghematan energi. Tapi teknologi itu jauh lebih murah dan dapat dipasang pada mesin BBM konvensional.

Menurut analist Pike Research, John Gartner, harga termurahnya adalah US$ 300 atau sekitar Rp 2,6 jutaan untuk setiap pabrikan mobil. Pemasangan alat itu pun mudah. "Tidak sulit diaplikasikan ke kendaraan biasa, bahkan lebih mudah daripada mengimplementasikan bio fuel, karena bio fuel memerlukan infrastruktur," tulis Katie Fehrenbacher di laman gigaom.com kanal cleantech.

Di Eropa, setiap tahunnya Johnson Controls menjual tiga juta baterai teknologi start-stop. Pike Research memprediksi, pasar kendaraan berteknologi mesin start-stop mencapai 35 juta pada 2015 mendatang. Johnson Controls juga berencana menginvestasikan US$ 420 juta untuk teknologi tersebut hingga 2015.

Perkembangan teknologi start-stop lebih pesat di Eropa dibanding Amerika Serikat. Hal itu lantaran di Negara Paman Sam itu tidak menerapkan Undang-undang Pengurangan Karbon. Ada dua puluhan model start-stop dipasarkan di Eropa, sedangkan di AS baru tiga model yang dijual. 

"Dua tahun ke depan atau pada 2013, diperkirakan ada 6,8 juta unit start-stop yang terjual di AS," ungkap seorang sumber dari Johnson Control.(BJK/SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini