Sukses

Ini Catatan Industri Otomotif di Bawah SBY

Walau pemerintahan SBY dinilai positif, industri otomotif punya catatan tersendiri untuk presiden mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah menjadi orang nomor satu RI selama sepuluh tahun, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun segera turun. Lantas, bagaimana pendapat pelaku industri otomotif dalam negeri perihal kinerja politisi Partai Demokrat dalam dua periode kepemimpinannya?

Menurut Ketua II Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi, ‎kinerja SBY secara umum cukup baik. Ia melihat, selama 10 tahun kepemimpinan pria kelahiran Pacitan, Jawa Timur, itu mampu menjaga stabilitas politik.

"Kami kan di industri perlu stabilitas politik. Tidak ada gonjang-gonjing. Dan selama ini SBY bisa menjaga itu," katanya kepada Liputan6.com dalam kunjungan ke redaksi Liputan6.com pada Rabu (27/8/2014).

Di samping itu, Yohannes juga menerangkan jika produsen selalu mendukung apapun regulasi yang pemerintah buat. "Kami selaku pemain di otomotif selalu mengikuti regulasi dari pemerintah," imbuh dia.

Atas ini, Yohannes merujuk pada kebijakan LCGC (Low Cost Green Car) yang dibuat pemerintah, dimana produsen pun taat mengikuti. "Kami nothing to lose, kalau tak diprakarsai, ya kita akan tetap menjual kendaraan dengan cara mengimpornya. Namun, tentu baik jika bisa diproduksi di dalam negeri," jelas Yohannes.

Lebih lanjut, dikatakan Yohannes, industri otomotif juga punya catatan merah seputar pemerintahan SBY, yaitu pada hal infrastruktur pendukung yang dinilai minim, seperti pelabuhan dan jalan raya. Yohannes pun berharap, presiden baru nantinya mampu membawa industri roda empat Indonesia ke arah yang lebih baik.

"Misalnya infrastruktur harus jadi perhatian. Pemerintah meminta agar suplier komponen tidak terpusat di satu daerah saja. Tapi pada prosesnya, infrastruktur yang ada belum mendukung. Contohnya, ketika jembatan Comal amblas karena kurang pemeliharaan, kinerja kan jadi terganggu. Hal-hal ini yang harus diperhatikan," imbuhnya.

Sementara itu, berkomentar soal kebijakan pembatasan penggunaan BBM subsidi yang efektif diberlakukan pemerintah pada 1 Agustus lalu. Peraturan itu, katanya, tidak akan berpengaruh banyak pada penjualan mobil.

"Awal-awal berpengaruh. Tapi pembatasan pemakaian BBM subsidi terbukti tak akan membendung pembelian mobil. Apapun kondisinya, kami sebagai produsen industri otomotif pasti menerima keputusan pemerintah. Faktanya, orang akan terus membeli mobil karena memang kebutuhan," tuntasnya. (Gst/Des)

---

Bagi Anda yang ingin mengikuti tes simulasi CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini