Sukses

Aman di Jalan dengan 7 Gaya Berkendara Defensif

Sebagai bentuk kesadaran berlalu lintas aman, gaya berkendara defensif dapat dimulai dari diri sendiri.

Liputan6.com, Jakarta - Sudah jadi rahasia umum, jika kondisi lalu lintas di Tanah Air, khususnya ibu kota cenderung semrawut. Hal ini dapat dilihat dari data Kepolisian Republik Indonesia perihal angka kecelakaan lalu lintas Indonesia yang di 2014 kini menelan korban hingga 31 ribu jiwa. 

Wajar saja, hal ini dapat berhulu sebagai akibat dari mudahnya memperoleh Surat Izin Mengemudi (SIM), kesadaran berlalu lintas yang rendah, hingga perilaku di jalan raya yang tak terpuji.

Namun, di tengah carut marut lalu lintas yang ada, Anda dapat tetap 'melindungi' diri Anda kala berkendara dengan cara melakukan teknik atau gaya berkendara defensif (Defensive Driving).

Defensive Driving sendiri adalah teknik berkendara yang tak sekedar berhenti pada kemampuan dasar mengemudikan kendaraan. Dapat dibilang, Defensive Driving adalah strategi berkendara yang diterapkan oleh pengemudi.

Lantas, apa saja gaya berkendara ala Defensive Driving? Dirangkum dari berbagai sumber, silahkan klik halaman selanjutnya untuk ulasan tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Fokus & Sikap Berkendara

1. Fokus dan Sikap Siaga

Fokus dan jaga kedua tangan Anda tetap siaga di tepi kemudi. Selama berkendara, pengemudi defensif tak melakukan kegiatan lain seperti makan, bermain ponsel dengan tangan, dan lain-lain yang cenderung membagi konsentrasi.

2. Pandangan Siaga

Bekendara defensif identik dengan antisipasi dini. Untuk itu, pandangan Anda wajib untuk tetap menyapu seluruh jalan, baik di depan maupun belakang atau samping secara rutin selama berkendara. 

Tujuannya, untuk mengetahui arus kendaraan dan situasi lalu lintas yang mungkin terjadi secara dini. Hal tersebut dapat berupa arus lalu lintas yang melambat, antisipasi gerakan kendaraan yang ada di depan, dan lain-lain.

3. Waspada Kondisi Pribadi

Menepilah atau berhenti berkendara jika Anda telah merasa lelah ataupun berada dalam kondisi mood yang kurang baik. Tanpa disadari, kondisi lelah dan mood yang tak prima akan mempengaruhi kualitas berkendara Anda.

3 dari 4 halaman

Lalu-Lintas

4. Sesuaikan Arus

Berkendara sembrono dengan kecepatan di atas rata-rata jelas berbahaya bagi keselamatan di jalan raya. Namun, faktanya, berkendara di bawah rata-rata kecepatan lalu lintas yang ada juga tak kalah berbahaya.

Maka itu, sesuaikanlah kecepatan kendaraan Anda dengan rata-rata arus lalu lintas yang ada.

5. Perhatikan Jarak

Jaga jarak. Walaupun istilah lalu lintas tersebut kerap terdengar, faktanya banyak pengendara tak mampu mempraktikan hal tersebut dengan baik. Dalam mengemudi defensif, Anda diwajibkan untuk selalu awas untuk menjaga jarak. Apa maksudnya?

Jaga jarak tak hanya dilakukan terhadap kendaraan di depan Anda, namun juga terhadap kendaraan di belakang Anda. Bukan tak mungkin, pengemudi di belakang Anda kurang awas sehingga berpotensi menabrak Anda andai terjadi pengereman mendadak.

Jika pengemudi di belakang Anda tetap menempel kendaraan Anda dalam kecepatan tinggi, maka ada baiknya Anda memberi jalan. Pasalnya, kerap banyak kejadian pengemudi ditabrak dari belakang lewat hal serupa.

6. Buat Tanda

Baik roda dua ataupun empat modern telah dilengkapi dengan berbagai lampu atau tanda keamanan. Lampu sein contohnya, wajib digunakan untuk berbelok. Pada mobil, bahkan terdapat lampu hazzard untuk kondisi tertentu serta daylight running light.

Berbagai fitur ini tentu disematkan untuk mendukung keamanan berkendara, sehingga keberadaan dan tujuan Anda dipahami oleh pengendara lain.

4 dari 4 halaman

Emosi

7. Tahan Emosi

Selain kemampuan menguasai kendaraan yang baik, hal lain yang wajib diperhatikan adalah emosi psikis kala berkendara. Di kondisi jalanan yang semrawut, bukan tak mungkin kondisi tersebut akan turut menguji ketahanan emosi Anda.

Tak jarang, ulah pengendara lain akan menaikkan tensi emosi Anda. Namun demikian, untuk kebaikan pribadi, Anda tak perlu terpancing dan turut meladeni aksinya.

8. Perhatikan Kondisi Jalan

Jangan terbawa emosi ingin cepat sampai di tujuan. Pahami kondisi jalanan. Walaupun hujan ringan, kondisi jalan yang cenderung basah wajib jadi perhatian. 

Demikian pula pada kondisi jalan yang lenggang, jangan sampai membuat Anda lengah dan cenderung ingin menekan gas sekuat-kuatnya. (Des/Des)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.