Sukses

5 Mitos Seputar Sepeda Motor

Apa saja mitos-mitos terkait dengan sepeda motor? Berikut ulasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Sepeda motor adalah tunggangan yang sangat diminati masyarakat. Harga yang relatif terjangkau dan kemampuannya menembus kemacetan menjadi daya tarik tersendiri.

Berbicara tentang sepeda motor, banyak hal yang selama ini dipercaya dapat membuat laju kendaraan menjadi lebih cepat. Ada pula cerita tentang apa yang harus dilakukan jika pengendara motor sewaktu-saktu mengalami kecelakaan.

Kebanyakan, cerita-cerita sebenarnya hanyalah mitos yang tidak terbukti kebenarannya. Apa saja mitos-mitos tersebut? Melansir RideApart, berikut ulasannya:

1. Anda harus membaringkan motor sebelum tabrakan

Mitos pertama seputar sepeda motor adalah, seseorang harus membaringkan motor sebelum tabrakan. Kabarnya, dengan cara ini dampak kecelakaan bisa diminimalisir. Kenyataannya, hal ini tidak akan terjadi. Pertama, kecelakaan selalu terjadi dalam waktu yang sangat cepat sehingga seseorang tidak punya waktu untuk berpikir apapun.

Kedua, kalaupun ada waktu untuk berpikir, justru merupakan hal yang aneh jika kecelakaan belum tentu terjadi tetapi motor malah sengaja dibaringkan. Tentu, motor yang tiba-tiba dibaringkan saat berlari malah akan hancur.

2. Ban khusus balap membuat motor lebih cepat

Mitos kedua ini sama sekali tidak benar. Ban motor balap sama sekali berbeda dengan ban biasa. Ban balap dibuat dengan komponen yang berbeda serta dibuat untuk bekerja maksimal menciptakan grip sempurna saat suhu panas.

Masalahnya, jika ban tersebut digunakan di jalan biasa, ban tidak akan mencapai performa maksimal. Justru, kemungkinan yang akan terjadi adalah Anda akan terjatuh, bahkan waktu baru sampai di belokan pertama.

>> Klik laman selanjutnya

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Next

3. Ukuran yang kecil dibanding kendaraan lain membuat motor tidak terdeteksi detektor kecepatan polisi

Mitos ini biasanya dipercaya pengendara motor di negara maju, yang polisi lalu lintasnya dilengkapi dengan detektor kecepatan. Mungkin, mitos ini berlaku di zaman dulu saat teknologi belum secanggih saat ini.

Dengan teknologi yang sedemikian maju seperti sekarang, tidak ada satupun kendaraan bermotor yang dapat lolos dari detektor kecepatan polisi. Bahkan, detektor tersebut isunya dapat mendeteksi kecepatan serangga terbang. Meskipun hal tersebut mungkin juga merupakan mitos lainnya.

4. Kecelakaan tidak akan terjadi pada pengendara motor ahli

Mitos selanjutnya adalah seseorang tidak akan pernah mengalami kecelakaan motor jika sudah benar-benar ahli. Padahal, semua orang akan mengalami kecelakaan, baik dalam skala besar atau kecil.

Hanya karena seseorang sudah mengendarai motor selama bertahun-tahun tanpa mengalami kecelakaan, bukan berarti hal tersebut tidak akan terjadi di masa depan. Karena itu, selalu persiapkan diri untuk kemungkinan apapun yang akan terjadi.

5. Kontrol traksi mampu membuat motor melaju lebih cepat

Untuk poin ke lima, jawabannya bisa ya dan bisa tidak. Untuk pengendara yang tidak mempedulikan traksi (gaya gesek maksimum yang dihasilkan antara permukaan jalan dan ban tanpa mengalami slip), kecepatan motor bisa jadi tetap tinggi.

Tetapi, bisa jadi juga pengendara malah memperlambat kendaraannya untuk mencegah slip saat di tikungan. Biasanya hal ini dilakukan oleh pengendara yang paham tentang sistem traksi dan tidak ingin mengalami slip.

(rio/gst)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.