Sukses

Cara Menikmati Tol Cipali yang Membosankan

Kondisi yang mulus tentunya bisa memberikan kenyamanan selama perjalanan.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak kalangan yang memberikan acungan jempol untuk proses pengerjaan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) karena dinilai sangat mulus dan rapi. Kondisi seperti ini tentunya bisa memberikan kenyamanan selama perjalanan.

Kondisi ini sangat mendukung bagi penumpang untuk memejamkan mata dengan perasaan yang nyaman. Pasalnya jalan bebas hambatan ini cenderung mendatar dan dihiasi pemandangan indah berupa hamparan persawahan serta gunung seperti Tampomas dan Ceremai.

Jika situasi ini memanjakan penumpang, hal sebaliknya dirasakan pengemudi. Jalan yang lurus bisa menimbulkan rasa kantuk dan ini sangat membahayakan.

Nah, saat mudik nanti biasanya pengemudi akan dihadapkan situasi membosankan seperti ini di mana dia akan "ditinggal" sendirian. Meski mobil diisi beberapa orang, namun saat menemui jalan kosong dan kondisi jalan yang mulus bisanya penumpang terlena dan secara tidak sadar tertidur pulas.

"Untuk menanggulangi situasi ini, siapkan flashdisc berisi lagu atau CD karena radio FM tidak bisa diandalkan selama berada di tol Cipali," ujar Rifat Sungkar, Founder Rifat Drive Labs dan duta safety driving Indonesia di Jakarta.

Menurut Rifat, mobil-mobil keluaran baru sudah mengaplikasi teknologi modern. Head unit yang digunakanpun biasanya tidak hanya bisa memutar CD melainkan dapat terhubung dengan perangkat lainnya seperti USB ataupun terkoneksi dengan ponsel.

"Sekarang sudah jamannya iPod ataupun USB. Pokoknya selama di Cipali radio tidak bisa diharapkan. Karena jalanan lurusnya terlalu banyak, pastikan punya lagu yang bisa dinyanyikan karena itu hiburan untuk diri Anda sendiri," katanya.

Banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi di tol Cipali belakangan ini, sebagian besar disebabkan oleh kelalaian pengemudi. Memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi, mengantuk dan kurang waspada menjadi penyebab terjadinya kecelakaan.

"Jalanan tol Cipali itu seperti disetrika. Permukaannya halus banget. Tapi konsekuensinya adalah banyak sekali straight yang lebih dari 3 km. Jadi kalau lari 80 km/jam dalam semenit itu mobil seperti lari 40 km/jam, nanti terpacu untuk tambah kecepatan lagi dan hal itu bahaya," pungkasnya.

(ian/sts)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini