Sukses

Hindari Ganti Rugi, Sopir di China Pilih Tabrak Mati Korbannya

Para pengendara memilih untuk menabrak pejalan kaki sampai mati ketimbang membiarkannya hidup dalam kondisi cacat.

Liputan6.com, Beijing - Angka kematian di banyak negara akibat kecelakaan lalu lintas saat ini diusahakan agar terus menurun. Namun demikian, hal ini ternyata tidak terjadi di China.

Pengendara di Negeri Tirai Bambu ini bahkan memiliki prinsip yang sadis, yaitu tabrak sampai mati ketimbang membiarkan korbannya cacat. Fenomena ini membuat para pengendara memilih untuk menabrak pejalan kaki sampai mati ketimbang membiarkannya hidup dalam kondisi cacat.

Dilansir Autoevolution, Senin (7/9/2015), alasan dibalik prinsip tidak manusiawi ini adalah faktor uang. Hukum di negara tersebut akan meminta si pengendara membayar biaya perawatan sebesar US$ 400 ribu atau sekitar Rp 5,7 miliar untuk perawatan selama 23 tahun jika si korban melapor ke polisi hingga berujung sidang di pengadilan.

Namun sebaliknya, jika korban kecelakaan meninggal dunia, si pengendara hanya perlu membayar sekali untuk kompensasi yang berkisar antara US$ 30-50 ribu atau sekira Rp 427 sampai 712 jutaan. Uang tersebut nantinya dipergunakan sebagai biaya pemakaman korban.

Tak mengejutkan jika kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab kematian nomor tiga di China setelah stroke dan jantung koroner. Oleh karena itu, otoritas setempat saat ini mewajibkan mobil di China dilengkapi dashcam untuk merekam segala tindak tanduk pengemudi andaikata sengaja menabrak pejalan kaki sampai mati.

(ysp/sts)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.