Sukses

Terpukau Pohon Raksasa di Borneo

Pohon Ulin ini memiliki tinggi bebas cabang mencapai 45 m, diameter 225 cm, serta volume 150 m3.

Liputan6.com, Kutai Timur - Melihat Pohon Ulin terbesar dunia dan menyambangi Desa Budaya Pampang jadi agenda pada ekspedisi Terios 7 Wonders Wild Adventure hari ke-6.

Tiba di Desa Budaya Pampang, Liputan6.com bersama peserta lain disuguhi tarian tradisional dari Suku Dayak.  Setelah puas melihat-lihat dan mendapat penjelasan singkat soal suku asli Borneo itu, perjalanan dilanjutkan menuju Sangkima untuk menyambangi Taman Nasional Kutai (TNK).



Secara administratif, Taman Nasional Kutai terhampar di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kartanegara, serta Kota Bontang.

Taman nasional ini merupakan hutan tropis dataran rendah yang punya fungsi sebagai pelindung fungsi tata air dan mencegah pantai dari abrasi juga gelombang tinggi.

Adapun, untuk melihat Pohon Ulin terbesar di dunia, peserta harus treking di jalur khusus yang terbuat dari papan. "Jalur wisata di Taman Nasional Kutai panjangnya 4 km, kalau sekadar melihat Pohon Ulin, lokasinya 800 meter dari gerbang," terang seorang pegawai pengelola Taman Nasional Kutai, Zaelani.



Papan yang dimakan usia membuat kami harus berjalan dengan hati-hati. Nyali peserta Terios 7 Wonders turut diuji untuk melewati jembatan gantung. Jembatan ini hanya bisa menahan beban maksimum lima orang. Ditambah lagi, arus sungai yang berada di bawah kian menguji adrenalin.



Singkat cerita, kami akhirnya sampai di Pohon Ulin yang memiliki tinggi bebas cabang mencapai 45 m, diameter 225 cm,  serta volume 150 m3. Karena ukurannya, Zaelani mengklaim bahwa ini adalah yang terbesar dan tertinggi di Indonesia.



Pohon Ulin, kata Zaelani, kerap dimanfaatkan oleh masyarakat. Batang misalnya, kerap digunakan untuk atap rumah.

Selain itu, kayunya juga bisa dimanfaatkan untuk membuat berbagai kerajinan. Suku Dayak telah membuktikan, kayu Pohon Ulit punya kekuatan hingga puluhan tahun.

Di samping Pohon Ulin, Taman Nasional yang memiliki luas lebih dari 18 ribu ha ini juga menjadi habitat flora khas Kalimantan lain, seperti Meranti, Cemara Laut, berbagai jenis Anggrek, dan Raflesia. Untuk faunanya, ada monye ekor panjang, bekantan, beruk, juga kukang.

Sementara itu, tujuan tim Terios 7 Wonders untuk mengunjungi Taman Nasional Kutai bukan tanpa sebab, pasalnya hutan hujan tropis dataran rendah ini memiliki ekosistem yang memiliki keragaman tinggi. Apalagi di Kalimantan sangat jarang ditemukan kawasan yang menjadi habitat asli bagi beranekaragam flora dan fauna khas Indonesia.

(ibo/gst)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini