Sukses

Melihat Penangkaran Penyu dan Indahnya Danau Kakaban di Borneo

Setelah puas mengenal konservasi penyu, saatnya tim dimanjakan dengan pemandangan bawah air Danau Kakaban yang menawan.

Liputan6.com, Berau - Setelah melakukan kegiatan sosial dengan mendonasikan buku di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 003 Maratua, tim Terios 7 Wonders Borneo Wild Adventure kembali bergerak untuk menyusuri keindahan bahari Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Destinasi kali ini adalah Pulau Sangalaki, yang dicapai melalui perjalanan laut sekitar dua jam dari dermaga Pulau Maratua dengan boat.

Pulau Sangalaki yang secara administratif masuk dalam kawasan Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, ini memiliki luas sekitar 15,9 hektare. Berada di bawah pengelolaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Timur, Pulau Sangalaki dikenal sebagai salah satu kawasan konservasi penyu di Indonesia.



Saat Liputan6.com dan peserta Terios 7 Wonders Borneo Wild Adventure berkunjung, Senin (21/9), I Ketut Sukana, Pengendali Ekosistem Hutan kawasan Konservasi Penyu Sangalaki menjelaskan, kawasan konservasi penyu di Sangalaki mulai dioperasikan pada 2002 atas dukungan pemerintah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Sepanjang perjalanannya, kawasan konservasi ini berkembang menjadi salah satu destinasi wisata bahari di Kabupaten Berau.

"Pulau Sangalaki mempunyai dua spesies penyu, yaitu penyu hijau (green sea turtle) dan penyu sisik (hawksbill turtle). Selain dari warnanya, kedua penyu tersebut bisa dibedakan dari moncongnya. Penyu sisik mempunyai moncong yang lebih tajam," katanya.



Di kawasan konservasi penyu Sangalaki, satu induk penyu bisa menghasilkan sekitar 100 telur penyu. Namun dari 1.000 tukik, hanya ada satu yang bisa bertahan hingga dewasa dan menjadi induk yang bisa menetaskan telur.



Akan tetapi, kian terancamnya ekosistem penyu di lautan Indonesia perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Untuk itu, PT Astra Daihatsu Motor (ASM) akan mendukung kawasan konservasi penyu yang ada di Pulau Sangalaki.



"Daihatsu sudah memberikan bantuan untuk kami. Yang sudah rampung antara lain kolam penampungan tukik, papan informasi, dan gapura supaya orang yang datang ke sini bisa mengenal kawasan konservasi penyu yang ada di pulau ini," ia menambahkan.



Dari Sangalaki, tim jelajah Terios 7 Wonders Borneo Wild Adventure kemudian melanjutkan perjalanannya menuju Pulau Kakaban. Setelah puas mengenal konservasi penyu, saatnya tim dimanjakan dengan pemandangan bawah air di Danau Kakaban yang menawan.




"Di Pulau Kakaban terdapat danau yang dikelilingi bakau yang tumbuh liar. Danau ini memiliki air asin yang menurut kebanyakan para penyelam, air asin disebabkan adanya lubang di bagian bawah yang terhubung langsung dengan lautan," tutur Muhadi, petugas Pulau Kakaban.



Muhadi yang telah lama menjaga Pulau Kakaban menambahkan, yang menarik dari Danau Kakaban adalah saat air laut surut, permukaan air danau ini malah naik. Namun saat air laut pasang, permukaan air danau tidak naik dan tidak turun. Ia juga mewanti-wanti para penyelam agar tidak menggunakan fin saat menyelam. Hal ini perlu dibiasakan karena penggunaan fin saat menyelam bisa menghancurkan ubur-ubur.

(Ibo/Gst/Sar)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini