Sukses

Rapor Penjualan Jadi Alasan Pelengseran Abong di Toyota Astra?

Apa yang membuat Astra International melengserkan pria yang karib disapa Abong itu? Terkait dengan performa penjualan?

Liputan6.com, Jakarta - Meski masih memegang merek mobil paling laris di Indonesia, bukan berarti posisi Toyota-Astra Motor (TAM) aman. Dalam dua tahun terakhir, posisinya terancam lantaran persaingan yang kian ketat.

Bahkan, di tengah sorotan publik soal debut all new Kijang Innova pada 23 November, Suparno Djasmin yang mengisi posisi Wakil Presiden Direktur TAM harus lengser. Henry Tanoto, yang sebelumnya bertanggung jawab sebagai Chief Marketing Officer PT Astra International Tbk - Toyota Sales Operation (Auto200) masuk mengisi posisi tersebut.

Apa yang membuat Astra International melengserkan pria yang karib disapa Abong itu? Terkait dengan performa penjualan?

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Toyota hingga Oktober 2015 membukukan wholesales (pabrik ke dealer) di angka 265.789 unit. Turun 70.762 unit, dibandingkan tahun lalu dengan 336.551 unit.

Hasil itu memang tak bisa jadi patokan langsung. Mengingat pasar otomotif tahun ini menyusut dibanding tahun lalu.

Tapi, dalam dua tahun terakhir, andalan Toyota, Avanza dan Rush melakoni persaingan yang tak bisa dibilang mudah. Ya, Honda Prospect Motor punya Mobilio dan HR-V yang menggangu duo mobil tersebut.

Toyota Unit Honda Unit
Avanza 113.288 unit Mobilio 37.279 unit
Rush 21.254 unit HR-V 31.528 unit
Yaris 14.628 unit Jazz 14.129 unit
Agya 45.058 unit Brio Satya 24.917 unit
       

Terbukti, saat Mobilio lahir tahun lalu, posisi Honda pun terkatrol. Mereka berhasil naik ke tiga besar pabrikan dengan wholesales tertinggi sepanjang Januari-Desember 2014. Padalah, tahun sebelumnya, Honda hanya berada di urutan kelima.

Penguasaan pasar Toyota terganggu. Bila melihat data penguasaan pasar (Gaikindo), tahun lalu (Januari-Oktober) Toyota mampu meraih 32,42%. Sementara pencapaian Toyota di 2015 hingga Oktober hanya menguasai 31,15%.

Astra International berdalih, keputusan ini merupakan bagian dari strategi rotasi-mutasi direksi Grup Astra yang rutin dilakukan tiap tahun.

"Di bawah kepemimpinan Bapak Suparno Djasmin, TAM berhasil mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar otomotif roda empat Indonesia, kendati berada di tengah-tengah kondisi yang cukup menantang," tulis Toyota melalui keterangannya.

Pergantian sosok baru di pucuk pimpinan TAM diharapkan bisa memberi angin segar untuk memformulasikan strategi. Pabrikan pun berharap bisa mempertahankan posisinya sekaligus meningkatkan kinerja yang lebih baik.

(gst/sts)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini