Sukses

Pabrikan Jepang Tinggal Tersisa 3 di Akhir Dekade?

Di akhir dekade, diprediksi pabrikan otomotif di sana hanya tersisa berjumlah tiga atau kurang.

Liputan6.com, Tokyo - Kecenderungan akuisisi sebetulnya telah terjadi sejak jauh-jauh hari. Tidak terkecuali perusahaan otomotif di negara sentral, Jepang. Di akhir dekade, diprediksi pabrikan otomotif di sana hanya tersisa berjumlah tiga atau kurang.

Hal ini diungkapkan oleh Takaki Nakanishi dari analis Jefferies Group LLC. Menurutnya saat wawancara dengan Bloomberg, punya satu atau dua pabrikan dalam satu negara sudah cukup, serta baik untuk meningkatkan daya saing.

"Jepang saat ini punya terlalu banyak produsen mobil dengan sumber daya melimpah dan tersebar di banyak pabrikan. Padahal. sumber daya itu bisa dikonsolidasikan sehigga keahlian dan kemampuan mereka tidak terbuang percuma," katanya.

Menurutnya, konsentrasi perusahaan ini didorong oleh meningkatnya biaya kompetisi, dimana pabrikan berlomba-lomba membuat mobil yang lebih bersih, lebih aman, dan lebih `terhubung`. Pabrikan-pabrikan `kelas dua` tentu akan semakin kesulitan.

Untuk diketahui, tiga pemain yang punya modal paling kokoh di Jepang adalah Toyota Motor Corp., Honda Motor Co., dan Nissan Motor Co. Sangat mungkin tiga pabrikan ini yang akan bertahan.

Prediksi ini sebetulnya mulai menjadi nyata. Misalnya, Toyota memutuskan untuk mengakuisisi sepenuhnya Daihatsu dan menjadikan mereka sebatas anak perusahaan saja.

Jika terealisasikan, maka pabrikan otomotif di Jepang akan menyusut menjadi tujuh saja. Sebelumnya, delapan pabrikan di sana berhasil meraup untung sebanyak US$ 4,4 triliun.

Setelah mengakuisisi Daihatsu, Nakanishi juga membenarkan rumor yang mengatakan bahwa raksasa otomotif Jepang itu akan mencaplok Suzuki, mengingat mereka telah punya lima persen saham disana. Akuisisi ini sendiri dilakukan Toyota karena mereka ingin menguasai segmen mobil kecil di sejumlah negara berkembang, termasuk India dan Indonesia.

Sementara produsen-produsen yang tidak memiliki modal cukup kokoh, strategi yang akan mereka lakukan adalah `merapatkan barisan` ke pabrikan raksasa. Mazda, misalnya, bekerja sama dengan Toyota mengembangkan mobil ramah lingkungan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini