Mengapa Sirkuit Monaco Sulit Ditaklukkan Pembalap F1?

Liputan6.com, Monte Carlo - Ajang balap Formula 1 akan berlangsung di Sirkuit Monaco, akhir pekan ini. Sirkuit ini dianggap sebagai salah satu yang paling prestisius karena sejumlah alasan.

Salah satunya adalah karena sirkuit ini dianggap paling sulit ditaklukan. Banyak pembalap telah tumbang di sini. Bahkan, pada 1995 ada 16 pembalap dari 26 peserta yang gagal mencapai garis finish.

Menurut laman Jamesallenonf1, sirkuit yang terletak di Monte Carlo ini adalah sirkuit yang paling sulit bagi pembalap untuk menyalip. Trek ini begitu sempit, aspalnya pun berbeda dengan lintasan balap standar.

Dengan kata lain, tidak ada ruang untuk membuat kesalahan sedikitpun di tempat ini. Tidak adanya run off atau gravel membuat sedikit saja kesalahan akan berakibat fatal, yaitu menghantam pagar pembatas.

Bukan hanya itu, satu-satunya titik untuk menyalip adalah terowongan bagian luar. Di sini, pembalap juga harus berhati-hati karena potensi kehilangan grip begitu besar.

Salah satu pembalap yang mengakui sulitnya menaklukkan trek ini adalah Pedro de la Rosa, yang pernah menjadi pembalap di lima tim yang berbeda. "Dua sirkuit yang paling sulit di kalender adalah Monaco dan Singapura," ujar de la Rosa, dikutip dari cavallino.com.

"Tidak ada ruang untuk kesalahan. Anda harus selalu berada persis di batas dan melibas dinding dan hambatan tanpa pernah kehilangan konsentrasi. Anda perlu mengatur mobil dengan tingkat understeer maksimal untuk mengatasi banyak tikungan lambat," tambahnya.

Menurut beberapa sumber, jet darat Formula 1 yang cenderung dapat melalui sirkuit ini dengan baik adalah yang memiliki tingkat downforce dan traksi yang baik. Tim Williem adalah salah satu di antaranya.