Sukses

Seluk Beluk Transmisi Otomatis Konvensional

Kenali lebih jauh transmisi otomatis, mulai sejarah hingga perkembangannya.

Liputan6.com, Jakarta - Transmisi otomatis atau matik saat ini semakin digemari masyarakat. Perbandingannya, pada era 1980an, penjualan mobil tipe manual menguasai hampir 90 persen pangsa pasar. Alasannya saat itu adalah karena mobil matik lebih mahal, serta konsumsi bahan bakar yang lebih boros.

Namun saat ini, dapat dengan mudah ditemui mobil matik di pasaran. Pabrikan pun berlomba untuk menciptakannya. Mobil matik akhirnya memiliki pasar tersendiri. Salah satu alasannya tentu adalah pengoperasian yang lebih mudah.

Ini juga bukan hanya jadi tren umum di mobil, namun juga sepeda motor. Jika pada awal 2000an motor bebek manual begitu berkuasa, khususnya di Indonesia, saat ini lebih dari setengah penjualan motor di Indonesia adalah matik .

Sejarah

Berbicara soal transmisi otomatis, maka kita harus kembali pada periode awal abad ke-20. Laman mistertransmission.com menyebut, transmisi otomatis pertama kali diciptakan oleh seorang insinyur uap asal Kanada, Alfred Horner Murno, pada 1921.

Murno merancang perangkatnya dengan menggunakan udara terkompresi, alih-alih cairan hidrolik. Cara kerja ini membuat mesin kurang bertenaga, serta juga tak pernah dijual secara komersil.

Pengembangan transmisi otomatis kemudian diambil alih oleh General Motors (GM). Pada 1930, mereka memperkenalkan transmisi otomatis menggunakan cairan hidrolik. 10 tahun setelahnya, mereka resmi memperkenalkan apa yang disebut dengan `hydra matic`.

Tercatatlah Oldsmobile yang dibuat pada 1948 sebagai model pertama yang menggunakan transmisi otomatis dan diproduksi massal. Transmisi ini dikembangkan oleh insinyur GM bernama Earl Thompshon.

Model ini ternyata menggebrak pasar. Peningkatan pun terus dilakukan, namun desain dasar dan teori yang digunakan tetap sama. GM kemudian mengganti hydra-matic dengan Jetaway pada 1956. Namun model ini tidak cukup sukses, hingga kemudian mereka kembali memperkenalkan turbo hydra matic pada 1969.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Next

Cara kerja

Transmisi otomatis konvensional adalah perangkat pemindah gigi secara otomatis. Dikatakan konvensional karena mudah diaplikasikan untuk berbagai jenis ukuran mesin, serta paling ekonomis. Karena itu pula transmisi ini masih dipertahankan.

Untuk mengubah tingkat kecepatan pada transmisi ini, digunakan mekanisme gesek dan tekanan minyak transmisi otomatis. Roda gigi planetary berfungsi mengubah tingkat kecepatan dan torsi, sebagaimana roda gigi pada transmisi manual.

Penyaluran torsi dari mesin ke gigi dilakukan melalui torque converter. Perpindahan gigi ini, tergantung dari tingginya putaran mesin. Semakin tinggi putaran, maka gigi akan semakin naik, begitu pula sebaliknya.

Transmisi konvensional ditandai oleh tuas transmisi yang terdiri dari P-R-N-D-D3-2-L. Ini dapat terus dikembangkan, dimana salah satu pengembangannya ditandai oleh tuas yang pilihannya semakin sedikit, semisal P-R-N-D-M/S.

Mobil bertransmisi otomatis konvensional di antaranya adalah Toyota all new Yaris, Toyota Agya, dan Daihatsu Sirion. Sementara yang sedikit lebih canggih di antaranya adalah all new Kijang Innova dan Mitsubishi all new Pajero Sport.

3 dari 3 halaman

Next

Evolusi

Dalam sejarahnya, transmisi otomatis konvensional terus berkembang. Misalnya, ada transmisi otomatis 4 percepatan dan 5 percepatan. Transmisi otomatis 4 percepatan menggunakan format P-R-N-D-S/2-L/1, sementara 5 percepatan formatnya P-R-N-D-D3.

Beberapa model yang termasuk dalam transmisi otomatis lima percepatan adalah Suzuki Grand Vitara, Honda Brio, Honda Freed, dan Honda Jazz. Sementara yang otomatis empat percepatan di antaranya adalah Honda CR-V dan Toyota Camry.

Sementara pada 1980an, umum pula yang disebut dengan transmisi semi otomatis atau automated manual transmission. Pada transmisi jenis ini, konstruksinya bukan gearbox otomatis dengan planetary gear, namun gearbox manual dengan kopling otomatis.

Ada pula transmisi CVT atau Continous Variable Transmission. Jika pada transmisi otomatis konvensional untuk mengubah tingkat kecepatan dan torsi menggunakan planetary gear, maka pada CVT digunakan sabuk dan dua puli. Efek dari penggunaan dua komponen ini adalah perpindahan gigi tak terasa.

Transmisi otomatis ini terus dikembangkan seiring dengan perkembangan teknologi. Contoh terkini, baru-baru ini Kia telah merilis informasi tentang transmisi otomatis 8 percepatan yang telah mereka kembangkan sejak 2012.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini