Sukses

Bisa Gonta-ganti Mobil Tanpa Perlu Beli, Ini Solusinya

Liputan6.com, California - Merek mobil mewah GM, Cadillac, memiliki program baru yang memungkinkan orang berduit tak perlu membeli mobil. Sebagai gantinya, konsumen harus berlangganan dengan tarif US$ 1.500 per bulan.

Warga Amerika Serikat (AS) bisa menikmati layanan ini melalui sebuah layanan berbasis-langganan bernama Book by Cadillac. Sehingga, sebagaimana disadur dari Motortrend, Senin (16/1/2017), konsumen bisa gonta-ganti mobil Cadillac, mulai dari SUV, sedan, bahkan sportscar.

Mobil bisa dipesan melalui aplikasi Book by Cadillac. Unit akan dikirim ke lokasi yang sudah ditentukan pelanggan. Kemudian, mereka juga leluasa mengganti mobil dengan model yang lain.

Misalnya, pagi hari saat berangkat kerja ia membutuhkan SUV, tapi ketika pulang dia bisa mengganti mobil itu dengan sportscar.

Biaya langganan yang dibayar sudah termasuk biaya registrasi kendaraan, pajak, asuransi, dan ongkos perawatan kendaraan. Cadillac juga tidak melakukan pembatasan seberapa jauh mobil bisa digunakan.

Era Baru 

Kemajuan teknologi akan mengubah industri otomotif di masa depan. Sebab ketika mobil otonomos populer, pabrikan akan berubah menjadi penyedia layanan.

Presiden Lyft John Zimmer berkelakar, layanan berlangganan diklaim lebih murah dibandingkan harus membeli mobil. Terlebih lagi, konsumen harus menerima beban biaya untuk asuransi, bahan bakar, parkir, dan biaya lain, yang bisa mencapai US$9.000. Lyft merupakan perusahaan jaringan transportasi yang berbasis di San Francisco, California.

Bahkan ia memiliki mekanisme perhitungan untuk solusi transportasi ini. Di mana konsumen hanya perlu membayar sejumlah sen per kilometer. Sementara bagi mereka yang punya mobilitas tinggi, tersedia layanan premium dengan armada mobil mewah yang bisa digunakan tanpa batasan jarak, sama seperti Book by Cadillac.

Fenomena ini papar Zimmer merupakan bagian dari `revolusi ketiga transportasi`. Pertama, ketika sistem kereta api ditemukan pada abad 19, kemudian yang kedua adalah berkendara, dan berbagi kendaraan otonomos, klaim dia, menjadi revolusi selanjutnya.

"Teknologi telah mendefisikan ulang industri menjadi sesuatu yang lebih sederhana: Anda tak perlu memiliki produk untuk menikmati keuntungan. Dengan Netflix dan layanan berbasis streaming, kepemilikan DVD sudah tak perlu lagi. Pun begitu ketika hadirnya Spotify, yang tak lagi harus memiliki konten MP3 dan CD. Akhirnya, kita akan melihat soal kepemilikan mobil yang akan berubah," Zimmer menjelaskan.

Mobil berbagi Toyota

Potensi ini juga dilihat oleh pabrikan terbesar asal Jepang, Toyota. Mereka bersama sejumlah sejumlah pihak terkait, menjalankan proyek studi kelayakan car-sharing (mobil berbagi) di Tokyo, Jepang.

Proyek ini bisa membuat orang berganti-ganti mobil tanpa harus membelinya. Dengan begitu, car-sharing juga bisa mengurangi jumlah kendaraan di jalanan.

Laporan Navigant Research berjudul Carsharing Programs menyebut bahwa pengguna layanan ini akan naik hingga 12 juta pada 2020. Di Bremen, Jerman, car-sharing bisa mengurangi 700-an kendaraan pribadi, dan 4 kilometer ruang jalan untuk parkir.

Sementara di Zurich, Swiss, 1.650 mobil sudah hilang, digantikan car-sharing. Jumlah ini, jika semuanya di parkir, memerlukan area sekira 25 ribu meter persegi, atau setara dengan lima lapangan sepak bola berstandar internasional.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.