Sukses

Lahan Bersama Toyota dan Suzuki

Toyota dan Suzuki menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait kerja sama di berbagai bidang, di Nagoya, Jepang, Senin (6/2/2017) kemarin.

Liputan6.com, Nagoya - Toyota dan Suzuki menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait kerja sama di berbagai bidang, di Nagoya, Jepang, Senin (6/2/2017) kemarin. Ini adalah ujung dari penjajakan yang telah dilakukan sejak tahun lalu.

Ada banyak bidang yang akan dikerjakan bersama, meski beberapa detail belum disepakati. Namun setidaknya bidang yang akan digarap mencakup teknologi keamanan dan informasi, serta pengadaan suku cadang dan produksi. Kerja sama juga mencakup pengembangan bersama mobil listrik, serta teknologi self-driving. 

Meski begitu, keduanya mengatakan bahwa kerja sama dalam hal modal tidak perlu buru-buru dilakukan. Sebelumnya dikabarkan opsi penggabungan kapital jadi salah satu poin di MoU. Demikian seperti yang dikutip dari Asia Nikkei, Selasa (7/2/2017).

Akio Toyota, Presiden Toyota, mengaku bersyukur diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan Suzuki yang menurutnya merupakan pabrikan yang "penuh semangat yang menantang". Hal senada diungkapkan oleh Osamu Suzuki, Chairman Suzuki.

"Kami sekarang berdiri di titik awal untuk membangun hubungan kerja sama yang konkret," ujar Suzuki.

Salah satu kekuatan Toyota yang kurang dimiliki Suzuki adalah soal teknologi. Pabrikan berlambang "S" itu tahun lalu pernah secara terbuka mengatakan bahwa mereka "berjuang keras" untuk tetap berada di puncak riset dan pengembangan.

Sementara apa yang bisa dipelajari Toyota dari Suzuki adalah kinerjanya dalam mengembangkan pasar yang besar di India. Suzuki adalah penguasa di negara itu.

"Kami akan senang untuk berbagi pelajaran yang kami dapatkan dari pengalaman kami di India dan pasar negara berkembang dengan Toyota jika mereka ingin. Ini untuk membuat kemitraan yang saling menguntungkan," ujar Yasuhito Harayama, Vice Chairman Suzuki.

Secara spesifik, Toyota berharap dapat meningkatkan dua kali lipat pangsa pasarnya di India menjadi 10 persen pada 2025. Bertahun lalu, Toyota sebetulnya sempat meminta bantuan Daihatsu di pasar ini, tapi ternyata kurang kuat melawan Suzuki.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.