Sukses

Mobil Pedesaan Tata Motors Datang Terlambat

Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI) tunda memasukkan mobil pedesaan, Magic Iris.

Liputan6.com, Jakarta - Dua tahun lalu, tepatnya di ajang otomotif tahunan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS), Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI) memboyong mobil pedesaan bermesin 611 cc bernama Magic Iris.

Kala itu, Tata Motors mengatakan kalau ini adalah "mobil untuk pedesaan", program pemerintah yang konsepnya pertama kali muncul di era pemerintahan SBY, Februari 2011 lalu. Kala itu, mobil pedesaan adalah satu dari enam program unggulan untuk menanggulangi kemiskinan.

Sayangnya, wacana untuk memboyong Iris ke Indonesia sampai saat ini masih mandek. Pejabat TMDI mengatakan kalau salah satu hambatan terbesarnya adalah infrastruktur.

"Tata Iris kan berbahan bakar gas (Compressed Natural Gas/CNG). Sementara di sini (isi ulang) CNG hanya ada di Jakarta. Belum tersedia infrastruktur yang lebih luas di seluruh Pulau Jawa misalnya," ujar Biswadev Sengupta, Presiden Direktur TMDI, di Jakarta, Senin (12/6) malam.

Biswadev menilai, ketika infrastruktur siap, mereka pasti siap. Ditambah lagi, pabrikan lain bakal mengikutinya dan akan tercipta persaingan yang sehat.

"Kami sadar kalau infrastruktur untuk CNG butuh waktu untuk dibangun dan dikembangkan. Makanya kami tunda. Waktunya memang belum tepat (memasarkan Iris)," ia menambahkan.

Biswadev menilai, infrastruktur ini hanya persoalan waktu. Di masa depan, Indonesia bakal seperti India dengan pertumbuhan infrastruktur CNG yang masif merangsang industri otomotif untuk membuat kendaraan yang semakin variatif dalam hal jenis mesin.

"Di India itu kendaraan umum termasuk taksi, pikap, pakai CNG. Infrastrukturnya disiapkan pemerintah," tutup Biswadev.

Untuk diketahui, di India Tata Iris menggendong mesin diesel satu silinder 611 cc, yang hasilkan tenaga 15 Tk dan torsi 31 Nm. Di negeri asalnya itu, Iris banyak dipakai untuk mengangkut barang, hasil bumi (produk dari kebun, sawah), serta penumpang.

 

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.