Sukses

Hati-Hati, Kecelakaan Sering Terjadi Saat Tujuan Sudah Dekat

Liputan6.com, Jakarta - Saat melakukan perjalanan mudik lebaran, peluang terjadi kecelakaan selalu mengintai para pengendara, baik roda dua maupun roda empat. Dengan begitu, selalu utamakan keselamatan dan patuhi peraturan lalu lintas ketika berada di jalanan.

Menurut Edo Rusyanto, Koordinator Jaringan Aksi Keselatan Jalan (Jarak Aman), dibanding saat arus balik, kecelakaan lebih banyak terjadi memang saat arus mudik. Pasalnya, para pengendara ingin cepat-cepat sampai tujuan untuk bertemu dengan keluarga.

"Saya punya datanya, tapi saya lupa. Memang saat arus balik tingkat kecelakaan tinggi, tapi masih kalah tipis dengan arus mudik (berangkat). Tapi yang menarik, lebih banyak kecelakaan terjadi ketika sudah mendekati tujuan," jelas Edo saat berbincang dengan wartawan di Cawang, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.

Lanjut pria yang akrab disapa Eyang Edo, fakta ini terjadi karena kebanyakan para pemudik memaksakan diri. Dengan kondisi badan yang sudah lelah dan ritme istirahat yang buruk, saat mendekati tujuan justru fokus berkendara berkurang.

"Makanya ini berkaitan dengan manajemen berkendara tadi. Hitung misalkan Jakarta-Semarang 600 Km, dengan rata-rata kecepatan sekian paling lama sampai 15 jam, ditambah macet 20 persen jadi 18 jam, atau paling buruk 21 jam. Kalau berangkat jam enam pagi, sampai jam tiga pagi besoknya. Jadi santai, sudah dihitung," tambahnya.

Ketika pengendara sepeda motor mengebut saat mudik lebaran, sering disebut selamat sampai duluan, bukan selamat sampai tujuan. "Itu egois, dan bakal jadi kebiasaan. Tujuan mudik kan silaturahmi ke kampung halaman, sekaligus bawa kabar baik, bukan sebaliknya," tegas Edo.

Jadi, ketika sangat terpaksa mudik menggunakan sepeda motor, perhatikan manajemen berkendara, istirahat minimal delapan jam sebelum berangkat, persiapkan motornya, saat di perjalanan atur ritme istirahat selama dua jam sekali, dan pilih rute yang nyaman dan selamat.

 

 

Simak juga video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.