Sukses

Lebih Bahaya Mana, Jalan Mudik Siang atau Malam Hari?

Perjalanan mudik lebaran, dengan jarak yang cukup jauh membutuhkan perencanaan dan persiapan yang matang.

Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan mudik Lebaran dengan jarak yang cukup jauh membutuhkan perencanaan dan persiapan yang matang. Begitu juga dengan memilih waktu yang tepat untuk berangkat.

Dijelaskan Edo Rusyanto, Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman), ada dua pendapat yang beredar di masyarakat, yaitu lebih baik jalan siang karena tidak dihantui rasa kantuk, atau jalan malam karena volume kendaraan yang rendah.

"Jalan malam hari biasanya untuk menghindari dehidrasi, kendaraan lebih sedikit, tapi jam biologis kita tidak bisa dilawan. Jam 8 atau 9 kita sudah harus tidur," ujar Edo saat ditemui di Cawang, Jakarta Timur, belum lama ini.

Edo mengatakan, jika memang melakukan perjalanan di malam hari, saat siang hari harus istirahat terlebih dahulu. "Baik siang atau malam hari, kedua-duanya sama. Paling penting saat persiapan praperjalanan, yaitu baterai istirahat cukup tidak," ujarnya.

Sementara itu, jika diurutkan kelebihan perjalanan malam hari, maka mengurangi dehidrasi tapi ancamannya besar. Selain itu, pengaruh karbon dioksida juga tinggi.

Namun, ternyata jika dilihat dari data dan merujuk waktu kecelakaan yang tinggi, sebenarnya banyak terjadi di siang hari, karena volume kendaraan yang tinggi.

"Itu data 2016, jika sebanyak 70 persen kecelakaan terjadi siang hari. Dari jam 06.00 pagi sampai jam 12.00 siang tertinggi, dan jam 00.00 dini hari sampai 06.00 pagi paling rendah," pungkasnya.

 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.