Sukses

Kutukan Mobil Klasik Penyebab Perang Dunia I

Liputan6.com, Jakarta - Tahukan Anda, kapan manusia membuat sebuah kendaraan dengan mesin? Ternyata, hal itu telah terjadi akhir abad ke-19. Sedangkan mobil klasik yang dibuat masal dicetuskan pertama kali oleh pria asal Jerman, Karl Benz, pada 1886.

Pria asal Mannheim membuat Motorwagen yang bentuknya mirip kereta kuda namun dijalankan menggunakan motor.

Kehadiran Motorwagen pun turut munculnya mobil-mobil modern lainnya, salah satunya adalah Model T diluncurkan perusahaan Amerika Serikat, Ford Motor Company pada 1908.

Hal ini pula yang membuat alat transportasi berevolusi dan secara bertahap menggantikan kereta dan gerobak yang ditarik hewan yang kemudian menjalar ke sejumlah wilayah di dunia, termasuk di Indonesia.

Di balik sejarah lahirnya mobil di jaman dahulu, ternyata ada juga kesan mistis pada sebuah mobil layaknya rumah angker, kapal hantu, dan makhluk misterius.

Melansir The Vintage News, ternyata sejak 1910-an, kisah seram pada sebuah mobil telah beredar, salah satunya mobil Graf & Stift Double Phaeton.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Next

Graf & Stift Double Phaeton

Mobil ini menjadi saksi peristiwa pembunuhan yang akhirnya melecut sebuah pertempuran global, Perang Dunia I.

Seperti dikutip dari New York Times, pada 28 Juni 1914 putra mahkota Austria-Hungaria Archduke Franz Ferdinand dan istrinya Sophie dibunuh saat berkunjung ke Sarajevo, ibu kota Bosnia. Insiden itu terjadi kala mereka menaiki mobil beratap terbuka, Graf & Stift Double Phaeton.

Meski kalah hebat dari mobil masa kini, namun di eranya, mobil yang dibuat di Austria pada 1910 titu cukup hebat karena telah mengusung mesin empat silinder yang menghasilkan 32 Tenaga kuda (Tk).

Mobil yang ditumpangi Franz Ferdinand adalah milik Count Franz von Harrach, perwira di korps transportasi Angkatan Darat Austria.

Menurut buku Das Auto von Sarajevo yang ditulis Christian Ortner dan diedit Thomas Ilming, kala itu, militer Austria menghadapi pengetatan anggaran secara besar-besaran. Jadi, alih-alih naik mobil militer, ia diangkut kendaraan pribadi.

Faktor kendaraan jadi salah satu faktor dalam peristiwa nahas itu. Apalagi, kedatangan Franz Ferdinand tak disambut hangat di Sarajevo. 

Sebelumnya, sebuah bom yang meledak terlalu dini mengincar nyawanya. Meski Franz Ferdinand lolos, sejumlah pengiringnya harus dirawat di rumah sakit.

Dia mungkin seharusnya menganggap itu sebagai pertanda bahwa sudah waktunya untuk pulang. Namun, ia bersikeras mengunjungi teman-temannya yang luka.

Suatu ketika, mobil yang ditumpangin Franz Ferdinand salah jalan dan kebetulan terlihat musuhnya, Gavrilo Princip, sedang duduk di luar sebuah kafe.

Princip yang merasa mendapat kesempatan emas, langsung berdiri, bergegas menyibak kerumunan, dan mengarahkan tembakan ke arah Franz Ferdinand.

Dia berhasil melakukannya tepat pada waktunya. Tembakannya yang mengenai tubuh Ferdinand sekaligus menjadi genderang perang yang terdengar di seluruh dunia. 

3 dari 3 halaman

Next

Mobil Horor

Setelah kasus penembakan Franz Ferdinand, mobil yang menjadi saksi bisu itu dijual hingga berpindah tangan ke-15 pemilik selama periode 12 tahun.

Anehnya, dalam 12 tahun itu, setidaknya 13 orang tewas setelah mengendarai mobil tersebut.

Kecelakaan terakhir menimpa sang pemilik tajir orang Rumania. Dia celaka saat bepergian menuju sebuah acara pernikahan bersama kelima temannya.

Sang bangsawan dan teman-temannya tewas dalam kecelakaan mengerikan, sehingga mobil tersebut mendapat julukan 'Death Car'.

Mitos pun muncul, dan mobil 'selalu' memakan korban siapa saja penumpangnya setelah insiden penembakan Franz Ferdinand.

Faktanya, tak lama setelah banyaknya kejadian, Count von Harrach memberikan mobil nahas tersebut ke Kaisar Franz Joseph -- yang kemudian mendonasikannya ke sebuah museum di Austria.

Thomas Ilming, ahli senjata dan teknologi Austrian Military Museum, membantah mobil Graf & Stift tak punya gigi mundur (reverse gear) yang memperlambat sopir saat mengubah arah.

Lantas, dari mana kisah kutukan itu bermula. Juru bicara museum, Manfred Litscher menduga, rumor tersebut dipicu pemberitaan sebuah korban Inggris.

Ia menegaskan Graf & Stift double phaeton, yang jadi saksi pembunuhan Franz Ferdinand sudah ada di museum tersebut sejak 1914 dan tak pernah digunakan. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini