Sukses

Bau Khas Mobil Baru Meresahkan

Liputan6.com, Beijing - Anda yang punya mobil tentu tahu bahwa mobil baru punya bau yang sangat khas, tidak bisa ditemukan di mobil-mobil lama. Bau ini, dalam derajat tertentu, seperti candu. Karena itulah, ada pengharum yang bisa mengembalikan bau mobil baru di mobil lama.

Sementara soal bau khas ini jadi faktor yang sangat menarik bagi sebagian besar konsumen di seluruh dunia, tapi di Tiongkok, yang berlaku justru sebaliknya. Mereka justru tidak ingin mencium bau apapun ketika membeli mobil baru.

"Di Amerika Utara, orang menginginkan bau mobil baru dan bahkan akan membeli semprotan mobil baru untuk membuat mobil tua terasa segar. Di Tiongkok, justru sebaliknya," ujar Andy Pan, Supervisor Material Engineering di Ford Tiongkok, dikutip dari Bangkok Post, Senin (24/7/2017).

Bahkan, riset terakhir yang dilakukan JD Power tahun lalu, menunjukkan bahwa bau mobil baru yang dianggap tidak menyenangkan menjadi perhatian utama para pembeli mobil. Ia bahkan lebih diperhatikan ketimbang soal mesin, kesenyapan, atau konsumsi bahan bakar.

Tidak dijelaskan secara detail mengapa karakter unik ini bisa ada di pasar Tiongkok. Hanya disebutkan bahwa ini berkaitan dengan soal "kultural".

Faktor ini juga yang jadi patokan bagi pabrikan-pabrikan yang berkontestasi di pasar terbesar di dunia itu. Ford, misalnya, bahkan melakukan 300 uji coba per tahun, atau tiga kali lipat daripada di Eropa, hanya untuk memastikan bahwa mobil baru mereka tidak punya bau khas.

Terlepas apakah bau mobil baru disukai atau tidak, yang juga patut jadi perhatikan adalah apakah ia berbahaya atau tidak. Dalam hal ini, pada 2015 lalu sebuah studi yang dilakukan organisasi nirlaba Ecology Center dan HealthyStuff.org menemukan bahwa bau yang unik tersebut sebetulnya merupakan udara beracun yang berasal dari bahan kimia yang digunakan untuk membuat interior mobil.

Para peneliti di Ecology Center meneliti lebih dari 200 mobil yang paling populer pada 2011 dan 2012. Mereka meneliti bahan kimia pada bagian interior seperti roda kemudi, dasbor, dan kursi.

Hasilnya, lebih dari 275 bahan kimia yang berbeda ditemukan di interior. Beberapa di antaranya adalah bromin dari brominated flame retardants (BFR) yang berguna agar plastik tidak mudah terbakar. Ada pula polyvinyl chloride (PVC) yang digunakan di bagian kaca depan dan bahan-bahan logam.

Tapi perlu diperhatikan, sejak riset dilakukan sampai sekarang, mungkin saja pabrikan telah melakukan improvisasi, termasuk soal material berbahaya ini.

 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.