Sukses

Yokohama Perkenalkan Ban Berbahan Kulit Jeruk, Seperti Apa?

Liputan6.com, Jakarta - PT YHI Indonesia, distributor Yokohama, meluncurkan ban mobil baru di Jakarta, Rabu (23/8) malam. Yokohama BluEarth-Es ES32 tersedia dalam 72 ukuran, dengan harga mulai Rp 800 ribuan sampai Rp 2 jutaan.

Satu hal yang paling menarik dari produk ini adalah material yang digunakan dalam proses pembuatan. Untuk mencampurkan karet mentah, digunakan minyak ekstrak kulit jeruk.

"Minyak ekstrak kulit jeruk ini untuk menggantikan minyak bumi. Dia cocok untuk mengikat rubber," terang Sayuri Kobata, dalam persentasi.

Perempuan asal Jepang itu mengatakan, minyak ekstrak kulit jeruk dipakai dalam rangka turut membantu mengurangi penggunaan minyak bumi yang notabene adalah sumber daya tidak terbarukan. Minyak bumi suatu saat akan habis.

Sementara itu, Eka Satria, Deputy GM PT YHI Indonesia, menjelaskan lebih jauh bahwa minyak ekstrak kulit jeruk ini murni dipatenkan oleh Yokohama Jepang. Pihak Yokohama telah menerapkan ini pada mobil penumpang sejak 2011 lalu.

"Tapi tentu saja penelitian tentang itu sudah lebih lama. Sebelum dipakai di mobil penumpang, sudah terlebih dulu dipakai di mobil balap," terangnya.

Meski telah diperkenalkan, namun Yokohama BluEarth-Es ES32 baru akan tersedia pada November atau bahkan Desember. Lamanya proses distribusi disebabkan karena adanya regulasi yang membatasi impor ban mobil.

Simak  Video Menarik Berikut Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Eco Tyre

Penggunaan material alternatif sebetulnya adalah salah satu prinsip dalam mengembangkan eco tyre, atau ban ramah lingkungan.

Mengutip tirebuyer.com, setidaknya ada dua syarat sebuah ban disebut dengan ban ramah lingkungan yaitu bahan baku dan rolling resistance.

Pertama bahan baku. Banyak pabrikan yang mulai mengaplikasikan bahan baku ramah lingkungan ataupun proses produksi yang memperhatikan unsur-unsur keseimbangan alam. Menurut sumber, minyak kedelai adalah salah satu bahan yang punya potensi besar sebagai bahan alami di ban.

Kemudian rolling resistance. Sederhananya ini adalah energi yang dikonsumsi ban saat bergulir dengan beban (ketika dipasang). Semakin rendah rolling resistance, maka sedikit energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan kendaraan dan pada akhirnya kerja mesin lebih ringan.

Menurut Alternative Fuels Data Center, diperkirakan 5 sampai 15 persen konsumsi bahan bakar mobil penumpang digunakan hanya untuk mengatasi rolling resistance.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.