Sukses

Bos Mainan Seks Kolektor Pelat Nomor Mahal

Pengusaha mainan seks berdarah Tionghoa-Australia bernama Peter Tseng baru membeli pelat nomor bertuliskan '4' seharga Rp 26 miliar.

Liputan6.com, Sydney - Acara lelang yang digelar Shannos Auction di Sydney, Australia pekan lalu membuat kehebohaan, pasalnya sebuah pelat nomor dengan angka ‘4’ telah laku terjual hingga US$ 2 juta atau sekitar Rp 26 miliar.

Harga pelat nomor yang satu ini disebut di luar perkiraan. Sebab, harga tersebut mencapai lebih dari dua kali lipat rata-rata harga rumah di Sydney.

"Hanya ada sembilan pelat nomor New South Wales yang pernah dikeluarkan, sehingga mereka sangat tertagih dan tak tergantikan," ungkap Manajer Shannons, Christophe Boribon, seperti dilansir channelnewsasia.com, Jumat (8/9/2017).

Menurut Boribon, yang membuat konsumen nekat membeli pelat nomor tersebut lantara status dan keinginan kuat.

"Kesempatan untuk mendapatkan nomor semacam itu sangat langka, karena kebanyakan pelat nomor dengan satu digit tetap dimiliki oleh keluarga, yang diberikan turun temurun dari generasi ke generasi. Dan jarang dijual, jika pernah, itu akan ada di pasar terbuka," ungkap Boribon.

Meski pihak penyelenggara menolak menyebutkan siapa nama pembelinya, namun diketahui, sang pembeli merupakan miliarder yang merupakan seorang pengusaha mainan seks berdarah Tionghoa-Australia bernama Peter Tseng.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Koleksi Pelat Nomor Unik

Kekayaan Peter Tseng memang tak perlu diragukan lagi. Bahkan saat acara lelang yang digelar di Sydney, Senin (28/8/2017) malam, Peter mengendarai sebuah Ferrari merah dengan pelat nomor tak kalah nyentrik yaitu hanya bertuliskan angka ‘2’.

Belum sampai di situ, Peter juga diketahui merupakan pemilik pelat nomor dengan angka ‘1’ dan itu terdaftar di Hong Kong.

Sedangkan di Sydney, dia memiliki pelat nomor bertuliskan 'One' di mobil Mercedes Benz lansiran 1969-nya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.