Sukses

Hancurkan Ribuan Mobil, Euro NCAP Selamatkan Puluhan Ribu Jiwa

Lembaga keselamatan yang sering melakukan tes kecelakaan mobil, Euro NCAP, baru saja memperingati usia ke-20 tahun.

Liputan6.com, London - Lembaga keselamatan yang sering melakukan tes kecelakaan mobil, Euro NCAP, baru saja memperingati usia ke-20 tahun. Sejak pertama kali muncul, 1997 lalu, lembaga ini sudah melakukan uji tabrak sebanyak 1.800 unit mobil.

Melansir Inautonews, Senin (11/9/2017), untuk memperingati hari jadinya, Euro NCAP kembali membongkar arsip lamanya, dan mengeluarkan video mobil pertama yang mereka uji pada 1997 silam.

Sejak berdiri, Euro NCAP menunjukkan keseriusannya untuk menguji keselamatan mobil, dan mengklaim dari 1.800 unit mobil yang diuji sudah bernilai US$ 192 juta atau setara dengan Rp 2,5 triliun, dan mampu menyelamatkan 78 ribu nyawa.

"Kami sangat bangga menguji selama 20 tahun di garis depan keselamatan di jalan raya. Program tes keselamatan Euro NCAP telah mencapai perbaikan mobil yang besar, dan menyelamatkan nyawa serta membawa Eropa mencapai tingkat kematian terendah di wilayah mana pun di dunia," jelas Michiel van Ratingen, Sekretaris Jenderal Euro NCAP.

Dalam video mobil pertama yang dites, yaitu Rover 100, mulai dijual pada 1997 dan sudah beredar selama delapan tahun.

Dalam uji tabrak tersebut, terlihat dummy atau boneka menyerupai penumpang mobil yang hancur saat mobil ditabrakkan dengan kecepatan 48 km/jam masih berpotensi mengalami cedera serius, bahkan mengakibatkan kematian meski ada besi pelindung dan airbag.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tidak Ada Kecelakaan

Volvo, pabrikan otomotif asal Swedia, membuat pernyataan yang cukup mengejutkan. Mereka mengatakan, pada 2020, tidak akan ada lagi korban jiwa atau cedera parah karena menggunakan mobil buatan mereka.

"Insinyur Swedia sangat cerdas. Mereka tidak akan mengatakan hal-hal yang mereka tidak yakini," ujar CEO Volvo Cars North America, Lex Kerssemakers, dikutip dari CNN Money.

Volvo berani mengklaim ini berdasarkan teknologi yang kian canggih pada masa depan. Salah satunya adalah pendeteksi pejalan kaki dan binatang. Dengan teknologi sensor itu, mobil akan berhenti secara otomatis bila di depan terdeteksi pejalan kaki atau binatang besar. Ini mencegah tabrakan terjadi seandainya sang pengemudi sedang lengah.

Selain itu, teknologi otonomos pun berpotensi serupa. Menurut Volvo, mobil yang tidak lagi memerlukan manusia di balik kemudi ini sangat aman, dan mencegah seseorang tertabrak mobil karena kelalaian pengemudinya.

"Dengan perkembangan mobil sepenuhnya otonomos, kita akan mendorong batas dari keselamatan otomotif," ujar Erik Coelingh, insinyur keselamatan Volvo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.