Sukses

Pirelli Manjakan Pencinta Mobil Klasik

Pirelli memanjakan para pencinta mobil klasik, terutama mobil klasik keluaran tahun 1950-1970-an.

Liputan6.com, Jakarta Pirelli memanjakan para pencinta mobil klasik, terutama mobil klasik keluaran tahun 1950-1970-an. Baru-baru ini, Pirelli meluncurkan varian ban "Collezione" yang memaksimalkan tampilan dari mobil klasik.

Meskipun desainnya terbilang retro, Collezione merupakan gabungan teknologi terbaru dengan inspirasi retro. Kombinasi tersebut menghasilkan performa optimal di jalanan maupun trek dengan tetap mempertahankan karakter mobil.

Koleksi Collezione tersedia untuk model lansiran 1950 - 1970-an. Misalnya beberapa model Ferrari, Mercedes 300SL, Lamborghini Miura, VW Beetle, dan Porsche 911, dikutip dari Carscoops.

Untuk mempertahankan desain dan karakter dari ban, Pirelle menggunakan parameter yang sama dengan insinyur saat mendesain mobil-mobil klasik. Dengan menggunakan dokumen lama sebagai referensi, karakteristik ban baru dapat bekerja secara harmonis dengan pengaturan suspensi orisinal dari mobil klasik.

Untuk bahan yang digunakan, Collezione menggunakan nylon berperforma tinggi pada dual-ply carcass dan high-tensile steel wire di dalam bead geometry.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ini Bagian Ban yang Haram Ditambal

Ban mobil atau motor kerap mengalami kebocoran. Salah satu penyebabnya adalah tertusuk ranjau paku.

Namun, perlu dicatat, meski ban bocor bisa di-repair dengan cara ditambal, hal tersebut tidak semua bisa dilakukan khususnya jika masalah terjadi di bagian samping.

Menurut Performance Development Plan Segment Manager PT Michelin Indonesia Refil Hidayat, jika ban bocor di bagian samping, cara yang paling tepat adalah menggantinya.

Kata Refil, ban bocor harus diganti karena bagian tersebut sangat berhubungan langsung dengan konstruksi ban, di mana sisi ban berteknologi radial, jika dibongkar secara keseluruhan terdiri dari benang, sedangkan bagian tapak ban lebih kuat karena memiliki besi.

“Pada bagian ban samping (konstruksi ban) akan lebih sering naik-turun, lebih banyak seperti suspensi. Kalau benang sudah putus, lalu ditambal, dia (terganggu) akan naik-turun terus,” ujar Refil saat ditemui usai peluncuran ban Michelin Pilot Sport 4S di Sirkuit Sentul, Bogor, Jumat (28/7/2017).

Sebalikya, Refil menyatakan, jika ban bocor di bagian tapak hal masih diperbolehkan dilakukan penambalan. Hanya saja, untuk melakukan tambal harus diperhatikan berapa jarak antara lubang baru dan lubang lama.

Karena itu, disarankan maksimal penambalan ban bocor hanya berjarak enam milimeter. Jika lebih dari itu, tidak direkomendasikan, karena dapat merusak struktur ban. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.