Sukses

Ternyata, Air Keras Bermanfaat untuk Mobil

Air keras tidak selalu memiliki dampak buruk, tapi bisa juga digunakan di mobil.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari ini, beredar informasi melalui broadcast di grup aplikasi percekapan, terkait modus air keras yang ditaruh di botol plastik. Lalu, saat mobil menginjak botol tersebut, ban bakal rusak terkena air keras.

Meskipun begitu, ternyata air keras tidak berpotensi merusak ban dengan parah karena kerusakan ban seperti itu disebabkan oleh kekurangan tekanan angin di ban.

Tapi, air keras tidak selalu memiliki dampak buruk buat kendaraan, karena air keras juga sering digunakan di mobil. Contoh, air keras adalah asam sulfat yang dipakai untuk aki kendaraan.

Fungsi dari aki atau accu merupakan sumber arus listrik pada motor atau mobil. Jika arus listrik dalam aki habis, maka aki dapat diisi ulang (disetrum) sehingga bisa digunakan kembali.

Lalu, di mana air keras (asam sulfat) di aki?

Melansir berbagai sumber, untuk mengetahui di mana air keras (asam sulfat) di aki, harus diketahui prinsip kerja aki yang berkaitan dengan terbentuknya ion-ion dalam larutan. Aki tersusun dari beberapa sel, di mana setiap sel merupakan sebuah unit pembangkit arus listrik yang menghasilkan tegangan sebesar 12 volt.

Setiap sel tersusun dari lempeng timbal (Pb), sebagai kutub negatif (anoda) dan timbal dioksida (PbO2) sebagai kutub positif (katoda). Kedua logam itu dicelupkan dalam larutan asam sulfat (H2SO4).

Di dalam larutan, asam sulfat (H2SO4) terurai menjadi ion H+ dan SO4. Ion-ion ini akan bereaksi dengan elektroda timbal (Pb) dan timbal dioksida (PbO2) dan dilepaskan elektron.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dinding Ban Hancur Bukan karena Air Keras, tapi...

Benarkah air keras bisa membuat kerusakan parah di ban?

Dijelaskan Zulpata Zaenal, Proving Ground Manager PT Bridgestone Tire Indonesia, air keras memang bisa merusak ban, tetapi hanya bagian yang terkena air kerasnya saja. Namun, jika melihat gambar yang tersebar, dinding ban memang rusak, tapi tapak ban masih mulus.

"Kalau lihat kerusakan, itu bukan karena cairan kimia. Kalau kerusakan ban tersebut, istilahnya bleeding CBU (Cord Broken Up), karena ban dijalankan terus-menerus dalam keadaan kurang angin," jelas Zulpata ketika dihubungi Liputan6.com, Selasa (17/10/2017).

Lanjut pria ramah ini, ketika tekanan angin di ban kurang dan tetap jalan, maka dinding ban bakal kelelahan. Akibatnya, karet hangus dan benang ban bakal putus.

"Kalau misalkan ada botol diisi dengan air keras, pasti telapaknya juga kena, dan di gambar tapaknya sangat mulus. Air keras juga tidak bisa ditaruh di botol plastik biasa, harus botol kaca atau botol plastik khusus," tegasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.