Sukses

Ini Penyebab Gerbang Tol Tetap Antre Walau Pakai Uang Elektronik

Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga terus melakukan sosialisasi penggunaan uang nontunai atau uang elektronik (E-Money) saat transaksi di gerbang tol otomatis (GTO). Dengan uang elektronik, maka dipercaya dapat mengurangi kemacetan.

Namun begitu, berbeda dengan yang terjadi di lapangan. Beberapa mesin GTO disebut slow respon, bahkan pintu gerbang tak bisa dibuka. Alhasil, kemacetan masih kerap terjadi.

 

Menanggapi hal tersebut, Corporate Secertary PT Jasa Marga, Mohamad Agus Setiawan angkat bicara. Kata dia, kemacetan di GTO ada penyebabnya.

Pertama, pengguna jalan biasanya melakukan tap pada mesin GTO tidak sabar atau terburu-buru.

“Jadi belum terbaca lengkap, kartu sudah diangkat akhirnya dibalikin lagi, padahal harusnya disimpen didiamkan. Jadi setelah kartunya terbaca penuh, barulah pintunya terbuka,” ungkap Agus di SCBD, Sudirman, Jakarta, Jumat (21/10/2017).

Agus sendiri menuturkan, ada beberapa kesalahan yang kerap dilakukan pengguna jalan, yaitu kartu uang elektronik digesek-gesek. Padahal hal tersebut tak perlu dilakukan, karena akan semakin lama.

Jika penggunaan E-Toll dilakukan men-tap secara benar, lanjut Agus, pembacaan dari mesin GTO justru akan lebih singkat.

“Dengan begitu, efisiensi waktunya akan lebih bisa diperoleh,” ucapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Akhir Oktober Pengguna Tol Wajib Pakai E-Toll

PT Jasa Marga selaku perusahaan operator penyedia jasa jalan tol mengharapkan, pembayaran tol dengan menggunakan uang elektronik atau nontunai atau E-Toll dapat direalisasikan secara menyeluruh akhir Oktober 2017.

Hal itu pun diungkapkan Corporate Secertary PT Jasa Marga, Mohamad Agus Setiawan, saat acara sosialisasi E-Toll dan Progres Pembangun Jalan Tol di kawasan SCBD, Jumat (20/10/2017) malam.

Aturan tersebut telah disetujui pemerintah supaya semua transaksi di pintu gerbang tol otomatis (GTO) menggunakan non tunai.

“Sampai saat ini yang pakai uang elektronik sudah mencapai 85 persen di seluruh ruas jalan tol di Indonesia. Dan (ruas tol) Jasa Marga itu sudah 88 persen,” ungkap Agus.

Agus pun menyatakan, pada dasarnya penerapan E-Toll mendapatkan respons yang cukup baik.

Kebijakan ini dibuat untuk mendukung program gerakan nasional nontunai dan mengurangi kemacetan akibat antrean kendaraan.

Masyarakat bisa mendapatkan kartu uang elektronik di bank-bank yang ditunjuk atau di gerbang tol. Sementara, isi ulang dapat dilakukan di minimarket terdekat, ATM atau di gerbang tol.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.