Sukses

Cara Mudah Mencegah Modus Kejahatan Baru

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, modus kejahatan terhadap kendaraan cukup banyak. Namun, kejahatan yang masih marak merupakan modus memecahkan kaca mobil, dan masyarakat harus berhati-hati.

Menurut Kepala Unit III Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kompol Agung Wibowo‎, ada tips yang bisa dilakukan pemilik mobil untuk mencegah modus kejahatan memecahkan kaca. Salah satunya, tidak menutup kaca secara penuh saat parkir, guna mengantisipasi terjadi tindak kejahatan pencurian yang tidak diinginkan.

"Tipsnya, kalau parkir siang hari kaca mobil harus dibuka paling tidak 1 sentimeter, agar ada sirkulasi udara. Kalau ada sirkulasi udara, pelaku tidak bisa memecahkan kaca dengan pecahan busi," papar Kompol Agung, seperti disitat NTMC Polri, ditulis Rabu (31/10/2017).

Lanjutnya, berbagai macam benda keras digunakan oleh para pelaku kejahatan untuk melancarkan aksinya. Cara yang biasa dilakukan, adalah memecah dengan mendorong helm dan yang lagi ngetrend dengan serbuk busi mobil atau motor.

Namun, memecahkan kaca dengan benda keras seperti linggis atau kapak, semakin jarang dilakukan karena kerap mengeluarkan bunyi keras. Bahkan, dengan benda keras juga berbahaya kepada pelakunya sendiri.

Memecahkan kaca dengan cara mendorong atau menekan helm ke kaca mobil, meski tidak menimbulkan suara, namun kalau menggunakan kaca film yang bagus biasanya tetap sulit dibuka.

Oleh karena itulah, para pelaku kejahatan melakukan aksinya dengan cara baru, yakni serbuk busi.

Pelaku ini ‎kerap menggunakan pecahan busi motor yang kemudian diberikan air liur, agar pecahan busi tersebut dalam kondisi dingin. Sehingga saat dilemparkan dan terkena kaca kendaraan yang panas dan bertekanan tinggi, kaca langsung retak.

Kaca yang retak akan dengan mudah didorong tangan pelaku, setelah terbuka pelaku pun memboyong barang berharga yang ditinggal pelaku di dalam mobil.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ini Bahaya Bergantung pada Fitur Tyre Pressure Monitoring Systems

Fitur Tyre Pressure Monitoring Systems (TPMS) berperan banyak untuk meningkatkan keselamatan selama berkendara di jalan raya. Fitur ini bekerja dengan mengukur dan mendeteksi perubahan tekanan angin pada ban. Namun, ternyata fitur ini tidak bisa menjadi satu-satunya yang bisa diandalkan karena peranan pengemudi tetaplah penting.

Dikutip TyreSafe, TMPS harus dalam keadaan bekerja untuk mendeteksi tekanan angin pada roda. Salah satu cara untuk mengetahui sistem ini bekerja adalah saat menyalakan kontak mobil. Pastikan lambang sistem ini menyala sesaat, lalu mati setelah mesin dinyalakan.

Gagal mengetahui sistem ini bekerja menyebabkan risiko kecelakaan akibat tekanan angin kurang optimal semakin bertambah.

Selain itu, pengemudi harus mengetahui bahwa TMPS memiliki keterbatasan. TMPS tidak dapat mengetahui kondisi ban sebenarnya, seperti kerusakan yang terlihat, maupun sisa telapak ban.

Stuart Jackson, Chairman of TyreSafe, mengatakan, "Pengenalan TPMS menjadi langkah yang penting untuk keselamatan berkendara, tapi pengemudi harus mengetahui apa yang mampu dilakukan dan peringatan yang muncul dari TPMS. Ini menjadi saat yang tepat untuk mempelajari kemampuannya, dan jangan menunggu peringatan darinya mengenai kondisi ban, karena TPMS tidak dirancang seperti itu. Selalu cek kondisi ban, dan pastikan TPMS agar bekerja semestinya."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.