Sukses

Ngeri-Ngeri Sedap Menumpang Mobil Semi Autonomous di Jepang

Liputan6.com bersama sejumlah media Indonesia dapat kesempatan mencoba mobil yang sudah dilengkapi teknologi semi autonomous, Lexus LS 500.

Liputan6.com, Yokohama Era mobil nirsopir sudah di depan mata. Liputan6.com bersama sejumlah media Indonesia dapat kesempatan mencicipi mobil yang sudah dilengkapi teknologi semi autonomous, Lexus LS 500h.

Bagaimana rasanya? Tentu membuat hati berdebar. Pasalnya, percobaan ini tidak dilakukan di sirkuit tapi langsung di jalan tol yang ada di Yokohama, Jepang. Lalu lintas saat itu, Jumat (27/11) memang tidak padat tapi truk cukup banyak beraktivitas di jalan yang sama. Toyota memfasilitasi acara ini dalam rangkaian program Toyota Media Tour 2017.

Yup, Lexus sudah melengkapi teknologi Safety System +A untuk model LS 500h. Sebuah pengembangan dari sistem terdahulunya (Lexus Safety System +) yang bisa membaca situasi berkendara, khususnya di area yang 'tidak' terlalu dinamis. Tujuannya "Untuk menjadikan Lexus sebagai mobil teraman di dunia," ujar Chief Engineering Lexus, Toshio Asahi.

Namun mobil ini belum full autonomous. Baru pengembangan dari sistem cruise control. Seperti yang kita ketahui, sistem cruise control akan menjaga pergerakan mobil pada kecepatan tertentu. Naik setahap, mobil bisa menjaga jarak dengan mobil yang ada di depannya dan menyesuaikan kecepatan. Bila telah memungkinkan, kecepatan akan kembali seperti seting awal. Lexus menamakannya Dynamic Radar Cruise Control.

Hebatnya, sistem terbarunya juga bisa mengikuti arah jalan. Bukan hanya di jalan lurus saja. Dengan bantuan kamera dan radar, Lexus LS 500h bisa mengikuti setiap kelokan jalan. Untuk teknologi ini Lexus memanggilnya dengan Lane Tracing Assist. Hanya saja, agar mobil bisa berjalan dengan benar, perlu insfrastruktur yang memadai. Marka jalan harus benar, karena arah roda kemudi juga dibantu dengan sensor kamera yang memindai marka jalan. Garis yang ada di jalan (sambung ataupun putus-putus) sangat mempengaruhi kerja teknologi ini. Mobil akan 'selalu' berada di tengah jalur. Selain itu tentu saja GPS. Peta elektronik yang terhubung dengan satelit akan memonitor jalur yang akan dilewati mobil.

Untuk tahap awal ini, teknologi Lexus CoDrive hanya berlaku di jalan bebas hambatan. Teknologi lanjutan yang sudah dimiliki Lexus akan diterapkan di jalam umum. Teknologi lainnya yang ada di Lexus LS 500h adalan Lane Change Assist. Mobil bisa pindah jalur sendiri sesuai kondisi lalu lintas.

Pengalaman naik mobil 'nirsopir' memang mendebarkan. Pada kesempatan itu, Liputan6.com tidak berada di jok pengemudi untuk mengoperasikan teknologi yang ada. Tapi ada sopir yang mengajak keliling jalan tol sejauh kurang lebih 20 kilometer. Setelah mobil berada di kecepatan minimal 60 km/jam (sesuai kecepatan minimal di tol), sopir langsung menset Lane Tracing Assist. Indikator di panel meter atau di kaca depan (head up display) mengeluarkan informasi kondisi bisa tidaknya teknologi bekerja saat itu. Saat indikator berwarna berubah dari merah ke biru, teknologi ini bisa on.

Bila memungkinkan barulah, komputer mengambil alih kemudi. Roda kemudi berputar sesuai dengan lajur jalan. Tangan bisa lepas dari roda kemudi. Tapi agak terasa ngeri-ngeri sedap ketika ada mobil di depan atau yang berusaha over taking. Pasalnya saat itu, pak sopir tangannya langsung didekatkan ke kemudi. Walau tidak mencengkram dengan erat. Entah ini tindakan preventif atau memang dia belum 'terbiasa' juga dengan mobil autonomous.

Lexus LS 500h hanya dilarikan hingga 80 km/jam. Rasanya begitu lambat untuk mobil mewah ini. Padahal untuk penggunaan teknologi di atas bisa lebih dari itu.

Yang mendebarkan ketika Lane Changing Assist bekerja. Mobil berpindah jalur secara otomatis bila kondisi memungkinkan. Sayang sensasinya tidak klimaks karena kondisi pengendaraan waktu itu tidak untuk mendahului mobil yang ada di depan. Percobaan hanya saat lajur kanan dan kiri kosong. Tapi perpindahan jalur terbilang smooth walau sebagai orang yang baru pertama kali mencoba teknologi ini, rasa khawatir tentu ada. Jantung berdegup kencang.

Satu hal yang perlu diingat, mobil autonomous tetap butuh pengawasan manual orang yang ada di jok pengemudi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lexus LS+ Concept Pamer Teknologi Automated Driving

Tak mau ketinggalan dengan Toyota, Lexus juga mengeluarkan mobil konsepnya. Lexus LS+ Concept diperkenalkan langsung oleh Presiden Lexus, Yoshihiro Sawa, di pameran ke-45 Tokyo Motor Show 2017.

Apa yang menarik? Mobil Ini jalan di atas panggung tanpa awak. Ya, Lexus punya teknologi automated driving. Teknologi yang bisa mengambil alih kemudi saat diminta oleh pengemudi.

Rencananya teknologi ini akan dipakai pada 2020. "Dengan teknologi ini mendahului di jalan tol bisa dilakukan oleh mobil. Tentunya semua dilakukan dengan persetujuan pengemudi," ujar Sawa.

Semua ini merupakan bagian artificial intelligence (kecerdasan buatan) yang dikembangkan Lexus. "Semua dipelajari dari big data yang berhubungan dengan jalan dan kondisi di sekitar. Berkendara jadi lebih aman dan nyaman," tambah Sawa.

Lepas jalan tol, sistem akan bisa bekerja di jalan umum. Ini mengingatkan seperti teknologi autonomous yang mulai menjadi tren belakangan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.