Sukses

Apple Semakin Serius Garap Teknologi Mobil Nirawak, Seperti Apa?

Liputan6.com, New York - Raksasa teknologi, Apple, semakin serius dengan pengembangan mobil autonomous atau tanpa sopir (nirawak). Bahkan, perusahaan yang didirikan Steve Jobs ini, sudah mulai mempresentasikan makalah pertamanya terkait hal tersebut.

Melansir Autonews, ditulis Jumat (23/11/2017), makalah pertama yang disampaikan ke publik, Apple menemukan cara yang lebih baik untuk mendeteksi pesepeda dan pejalan kaki di jalan.

Makalah yang disampaikan pekan lalu, di sebuah jurnal independen online, oleh Yin Zhou dan Oncel Tuzel yang mengusulkan cara yang lebih baik untuk komputer yang mampu mendeteksi benda tiga dimensi.

Teknologi yang disebut VoxeINet ini menghasilkan hasil yang sangat menggembirakan untuk mendeteksi pejalan kaki dan pesepeda dengan menggunakan data LiDAR. Pasangan ini juga mengungkapkan bahwa mereka mampu mengalahkan pendekatan lain, untuk mendeteksi benda tiga dimensi yang hanya menggunakan LiDAR.

Biasanya, mobil nirawak menggunakan kombinasi kamera dua dimensi dan unit LiDAR untuk mendeteksi lingkungan. Meskipun unit tersebut memberikan informasi yang mendalam, dengan resolusi rendah membuat lebih sulit mendeteksi benda-benda kecil di kejauhan tanpa bantuan kamera biasa.

Dengan kata lain, Apple menemukan cara untuk mengekstrak lebih banyak kinerja dari teknologi LiDAR.

Penting untuk ditunjukkan, bahwa tes ini disimulasikan oleh komputer, dan tidak melibatkan mobil yang menabrak di jalan raya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diretas

Berdasarkan survei yang dilakukan, kekhawatiran yang masih melanda para pengemudi di AS jika mobil nirawak berkeliaran di jalanan. Survei yang dilakukan oleh perusahaan asuransi American International Group (AIG) tersebut menyebutkan 41 persen pengguna jalan masih memberikan ruang kesempatan untuk kendaraan nirawak, dilansir Autonews.

39 persen mengungkapkan kendaraan nirawak lebih aman dibanding pengemudi rata-rata, sedangkan sisanya berpendapat adanya ancaman mobil nirawak akan diambil alih oleh hacker. Meskipun begitu, mayoritas orang yang mengikut survei yakin kendaraan nirawak sepenuhnya tidak akan berada di jalan sampai 20 tahun mendatang.

Jika saat itu tiba, perusahaan asuransi harus menetapkan standar baru untuk menghadapi risiko baru dari teknologi nirawak. Berdasarkan laporan Morgan Stanley, perusahaan asuransi otomotif akan mengalami perubahan besar-besaran di tahun 2040, banyak perusahaan asuransi yang terancam jika tidak beradaptasi dengan cepat. Lex Baugh, AIG president of liability, mengungkapkan," Risiko tidak hilang, risiko berpindah dari manusia ke mesin."

Menariknya, peserta polling mengungkapkan satu hal, jika kecelakaan terjadi pada mobil nirawak, maka tanggung jawab akan dibebankan kepada pabrikan mobil maupun penyedia perangkat lunak. Tentu saja diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan siapa yang akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Tentu saja perubahan tersebut tidak akan berlangsung secara drastis. Sebuah studi yang dilakukan oleh perusahaan konsultan, AlixPartners menyimpulkan mayoritas konsumen di AS tidak akan membeli mobil nirawak saat dijual secara resmi nanti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.