Sukses

Pabrikan Ini Bakal Setop Produksi Mobil Konvensional, Kenapa?

Liputan6.com, Beijing - Berbagai isu lingkungan juga menerpa industri otomotif. Salah satunya, pencemaran lingkungan yang semakin buruk, karena gas buang kendaraan yang semakin tidak terkontrol.

Melihat hal tersebut, banyak negara yang sudah memutuskan untuk melarang peredaran kendaraan konvensional, baik itu Diesel maupun bensin. Untuk mobil berbahan bakar solar, bahkan sudah menjadi musuh di Benua Eropa, menyusul mobil berbahan bensin yang juga bakal dilarang beredar.

Seperti dikutip Paultan, ditulis Kamis (13/13/2017), untuk mendukung hal tersebut, salah satu produsen mobil asal Tiongkok, Beijing Auto International Corporation (BAIC) telah mengumumkan menghentikan produksi, dan penjualan kendaraan dengan mesin pembakaran internal di 2025.

Menurut Ketua BAIC, Xu Heyi, satu langkah besar menuju tujuan tersebut bakal terjadi di 2020. Di tahun tersebut, produsen mobil ini bakal menghentikan penjualan mobil internal combustion engine (ICE).

Produsen mobil milik Pemerintah Tiongkok yang berbasis di Beijing ini, telah membuat kendaraan listrik di 2009. Dan hingga saat ini, produsen tersebut menjadi penghasil mobil listrik terbesar di China.

Sampai saat ini, produsen mobil tersebut telah menjual sebanyak 66.714 unit kendaraan listrik dari Januari hingga Oktober 2017, dan total telah menjual 146 ribu mobil listrik. Perusahaan ini, tidak menjual mobil dengan merek sendiri, tapi bermitra dengan patungan lokal Daimler dan Hyundai.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pelajari pelarangan mobil konvensional

Tiongkok adalah pasar sekaligus produsen terbesar kendaraan listrik sampai saat ini. Tapi di satu sisi, kendaraan konvensional berbahan bakar minyak masih bebas diperjualbelikan di sana, setidaknya sampai saat ini.

Baru-baru ini, kantor berita Tiongkok, Xinhua, melaporkan bahwa pemerintah mulai mempelajari kapan harus melarang dan menjual mobil konvensional.

"Beberapa negara telah membuat timeline kapan harus menghentikan produksi dan penjualan mobil konvensional. Kementerian kami juga telah mulai penelitian yang relevan dan akan membuat hal yang sama," terang Xin Guobin, vice minister of the Ministry of Industry and Information Technology, dikutip dari Reuters, Senin (11/9/2017).

Xin bilang, langkah ini harus ditempuh setidaknya karena beberapa hal. Yang pailng jelas adalah mereka ingin serius mengatasi polusi udara yang semakin parah di sana. Alasan lainnya adalah untuk mengakselerasi rencana penjualan mobil listrik, yang diproyeksikan menguasai 20 persen dari total penjualan mobil secara keseluruhan pada 2025.

Menurutnya, industri otomotif dalam negeri memang akan menghadapi "masa-masa yang penuh gejolak" selama bertahun-tahun, hingga 2025. Tapi, menurutnya, itu harus dialami untuk bisa beralih ke kendaraan bertenaga energi alternatif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.