Sukses

Tak Cuma Kembang Api, Ribuan Mobil Dibakar Saat Malam Tahun Baru

Tahun Baru kali ini, 1.031 unit mobil milik warga dibakar, angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 935 unit.

Liputan6.com, Paris - Perayaan malam tahun baru di Prancis kembali mencekam. Kali ini 1.031 unit mobil milik warga dibakar. Angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 935 unit.

Kementerian Dalam Negeri Prancis mengumumkan, ritual aneh tersebut membuat petugas harus menangkap 510 orang. Jumlah ini juga itu meningkat dibandingkan dengan tahun lalu mencapai 456 orang. Demikian dilansir The Local France, Rabu (3/1/2018).

"Saya menyesalkan kejadian seperti tahun lalu bisa terulang lagi. Tapi secara keseluruhan semua orang masih bisa menikmati malam tahun baru secara damai," ucap Menteri Dalam Negeri Prancis Gerard Collomb.

Sementara itu saat malam pergantian tahun, sebuah wilayah pinggiran kota Paris, Champigny-sur-Marne, terdapat dua orang petugas polisi mengalami luka karena diserang sekelompok orang.

Untuk mengamankan malam pergantian tahun, setidaknya 140.000 pasukan keamanan dan darurat dikerahkan di seluruh Prancis.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sejarah Pembakaran Mobil Setiap Malam Tahun Baru

Kebiasaan membakar mobil setiap malam tahun baru diketahui mulai terjadi pada 1990-an, di bagian timur Prancis, atau sekitar Strasbourg. Wilayah ini diketahui merupakan salah satu tinggnya jumlah warga miskin.

Aksi kebakaran ini merajalela dengan cepat hingga diadopsi para remaja lain di kota-kota di seluruh negeri.

Lama kelamaan, mobil sering dibakar setiap tahun sehingga menjadi wabah gangguan sosial. Bahkan pada 2005 ratusan kendaraan terbakar dan menimbulkan kerusuhan.

L'Observatoire national de la délinquance et des réponses pénales (ONDRP), Christophe Schulz menyatakan beragam alasan mengapa kaum muda membakar mobil.

"Kebakaran kendaraan sering dikaitkan dengan konteks kerusuhan dan kekerasan perkotaan. Tapi ini juga bisa menjadi 'permainan' yang membuat motivasi balasan dendam setelah penangkapan dengan kekerasan. Atau bisa jadi menyingkirkan mobil (sebagai barang bukti) yang digunakan setelah melakukan kejahatan atau bisa juga penipuan asuransi," ucap Schulz.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.