Sukses

Top3 Berita Hari Ini: Harga Wuling dan Pajak Sedan

Untuk kedua kalinya Wuling membuat kejutan dengan harga jual yang di bawah rata-rata produk di kelasnya. Lantas apakah Wuling langsung menarik pecinta mobil?

Liputan6.com, Jakarta Wuling jadi bahan perbincangan di dunia otomotif nasional. Untuk kedua kalinya mereka memberikan kejutan dengan harga jual yang di bawah rata-rata produk di kelasnya. Lantas apakah Wuling langsung menarik pecinta mobil? Jawabannya ada di artikel terpopuler hari ini. Dan berikut ringkasan berita populer lainnya:

1. Punya Uang Rp 200 Jutaan, Pilih Wuling Cortez atau MPV Jepang?

Mobil keluarga terbaru Wuling Motors, Wuling Cortez, resmi diluncurkan di Tanah Air. Model ini hadir dengan dua pilihan tipe, yaitu Cortez tipe C dan Cortez tipe L, dengan banderol mulai Rp 218 juta sampai Rp 264 juta on the road Jakarta. Varian tertingginya adalah Cortez 1.8L Lux+ i-AMT Rp 264 juta.

Untuk jantung penggeraknya, Wuling Cortez dipersenjatai dengan mesin DOHC empat silinder berkapasitas 1.798 cc. Dengan unit tersebut, mobil ini mampu menghembuskan daya 129 Tk pada 5.600 rpm, dan torsi maksimum sebesar 174 Nm pada 3.600 sampai 4.600 rpm. Selengkapnya baca di sini.

2. Wuling Cortez, MPV Aman dan Nyaman Untuk Keluarga. Penasaran?

Tipe mobil terbaru dari Wuling Motors, Wuling Cortez, resmi diluncurkan ke pasar Indonesia pada Kamis (8/2/2018). Pemain baru di kelas medium Multi Purpose Vehicle (MPV) ini menawarkan fasilitas keamanan yang lengkap dan mutakhir. Sangat cocok bagi masyarakat Indonesia yang memiliki ikatan kekeluargaan erat dan senang pergi tamasya beramai-ramai.

"Hadirnya Cortez didasari oleh semangat Drive For A Better Life. Kami ingin membawa pelanggan untuk merasakan semangat tersebut melalui produk terbaru ini dan dapat memberikan pilihan bagi masyarakat," ujar Vice President of Vehicle Sales, Service, and Marketing (VSSM) Wuling Motors, Cindy Cai. Selengkapnya baca di sini.

3. Pajak Sedan Bakal Setara MPV, Apa Untungnya?

Selama ini, penjualan mobil di Indonesia masih didominasi oleh mobil keluarga dan juga sport utility vehicle (SUV). Padahal, untuk terus meningkatkan penjualan, khususnya pasar ekspor, Indonesia butuh model yang juga laris manis di pasar global, yaitu sedan.

Namun, saat ini penjualan sedan masih tiarap karena pajaknya dinilai terlalu tinggi. Dengan begitu, sedan tidak diminati konsumen di Tanah Air, dan berbeda dengan mobil lain seperti MPV dan hatchback. Selengkapnya baca di sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kisah Mengharukan Sopir Truk Ini Bikin Baper

Salah seorang sopir truk mengisahkan pengalamannya yang mengharukan. Tak pelak kisahnya tersebut bikin baper (bawa perasaan).

Ya, sopir truk merupakan salah satu profesi yang masih kerap dianggap remeh oleh kebanyakan orang. Padahal, tanpa jasa mereka, kebutuhan masyarakat tak akan sampai di tempat tujuan tepat waktu.

Meski bekerja sebagai sopir dengan penampilan kucel apa adanya, merekalah yang mendistribusikan barang-barang bahkan kebutuhkan pokok dari satu daerah ke daerah lain.

Membawa barang yang jumlahnya mencapai ton dengan menggunakan kendaraan besar, tentunya bukan perkara yang mudah bagi para sopir truk. Termasuk bagi I Wayan Partana, seorang sopir asal Bali.

Ia mengisahkan pengalamannya saat tujuh tahun membawa barang ekspedisi di Bali.

"Pengalaman paling parah itu saat kirim barang malam hari, ban pecah setelah diperbaiki kemudian jalan sebentar, as roda patah. Kemudian ditelpon sama istri bilang anak sakit, saat itu saya benar-benar nangis," ujar Partana saat ditemui Liputan6.com usai acara penyerahan beasiswa bagi anak sopir truk oleh PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ia mengakui saat mendengar kabar bahwa anaknya sakit, ia merasa sedih dan ingin segera pulang ke rumah. Namun kondisi pula lah yang menghalangi niatannya itu.

"Pengen pulang, tapi enggak mungkin meninggalkan mobil dalam ekspedisi dengan bawaan yang banyak," kata ayah dua anak tersebut. 

"Tapi semua itu dijalankan demi anak-istri, kami bekerja siang dan malam. Bahkan kalau sedang macet, ya mau tidak mau kami ikut antre," lanjutnya.

Kini, Partana baru beberapa bulan belakangan, membawa truk berisi tabung gas. 

"Sekarang biasanya bawa angkut gas, agak ringan lah. Dulu bawa barang ekspedisi. Tapi memang hanya lokalan Bali saja," papar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.