Sukses

Filter Oli Ikut Diganti Tiap Ganti Oli Mesin, Perlukah?

Selain mengganti oli mesin secara rutin, para pemilik mobil juga jangan lupa mengganti filter oli.

Liputan6.com, Jakarta - Selain mengganti oli mesin secara rutin, para pemilik mobil juga jangan lupa mengganti filter oli. Pasalnya, komponen ini memiliki fungsi yang tidak kalah penting, yaitu menyaring kotoran yang masuk ke dalam ruang bakar.

Dengan adanya filter oli, mesin akan lebih awet karena tidak ada kotoran yang masuk ke dalam mesin. Lalu, kapan waktu ideal untuk mengganti filter oli, apakah dilakukan setiap mengganti oli?

Dijelaskan Retail Division Head Astra Otoparts, Indra Nugraha Wisuda, jika berbicara ganti filter oli bersamaan dengan ganti oli memang lebih baik. Artinya, jika berbicara rasio harga filter oli yang tidak sampai 1/5 dari harga oli itu sendiri.

"Melihatnya begini, ganti oli kita habiskan dana Rp 500 ribu tapi masih pakai filter yang lama. Padahal, harga filter berapa sih? Paling hanya Rp 50 ribu, apa tidak sayang," jelas Indra saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Lanjutnya, memang selama ini edukasi untuk mengganti filter udara bisa dilakukan setiap 10 ribu kilometer. Pertimbangan utamanya, hanya karena masalah biaya yang dirasa terlalu boros.

"Justru saya dapat informasi, teknisi oli dari luar negeri heran dengan mengganti filter oli kita yang tidak setiap mengganti oli. Padahal, kualitas bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia tidak lebih bagus," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Oli Berkurang Padahal Mobil Sehat, Apa Penyebabnya?

Penggunaan oli di kendaraan memang bisa berkurang karena beberapa faktor, seperti menguap akibat panas terus menerus. Lalu, bisa juga karena kebocoran pada sektor mesin.

Dijelaskan Retail Division Head Astra Otoparts, Indra Nugraha Wisuda, penguapan karena spesifikasi kendaraan dan oli tidak benar. Artinya, mobil yang seharusnya menggunakan oli yang kental (SAE tinggi) tapi menggunakan yang encer (SAE rendah).

"Dengan begitu, oli akan cepat berkurang karena penguapannya lebih cepat oli yang encer. Terlebih lagi, dengan mobil yang memiliki performa (kapasitas mesin) besar," jelas Indra saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Lanjut Indra, penguapan tersebut karena daya gesek piston untuk mobil berkapasitas besar lebih cepat. Lalu, gear ratio untuk mobil dengan mesin berkapasitas besar juga lebih padat, makanya harus menggunakan oli dengan SAE tinggi.

"Solusinya, ditambah boleh tapi ada batasannya juga. Oli yang encer memang lebih cepat menguap," tegasnya.

Jadi, pria ramah ini juga menyarankan kalau mobil dengan produksi lama (mobil tua), jangan menggunakan oli yang encer. Selain itu, perhatikan juga spesifikasi yang memang sesuai dengan kendaraan kesayangan.

"kalau oli makin habis, tentu saja jadi tidak bagus. Mesin jadi lebih cepat panas, dan pengaruh ke performa mesin," pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.