Sukses

Audi Mulai Pengujian Bahan Bakar Alternatif Bebas Fosil

Di masa depan, e-gasoline bisa diciptakan dari udara.

Liputan6.com, Ingolstadt - Pada tahun 2015 silam, Audi mengumumkan mulai memproduksi bahan bakar alternatif pertamanya. Selang tiga tahun kemudian, Audi memulai pengujian bahan bakar alternatif.

Dilansir Autoevolution, bahan bakar alternatif ini diberi nama resmi e-fuel. Zat baru tersebut akan dibuat untuk versi e-gasoline maupun e-diesel. Bahan bakar ini adalah liquid isooctane yang dibuat dari biomass melalui proses dua langkah.

Untuk memproduksinya, tahapnya adalah menggabungkan gaseous isobutene dengan hydrogen. Hasil dari proses tersebut merupakan bahan bakar bebas sulfur dan benzene. 

Menariknya, pabrikan yang bermarkas di Jerman tersebut mengungkapkan adanya kemungkinan untuk menciptakan e-gasoline dari udara, menggunakan CO2 dan hydrogen sebagai material utama.

Mobil yang menggunakan bahan bakar alternatif ini diklaim memiliki emisi CO2 lebih rendah hingga 80 persen. Partikel berbahaya lainnya juga akan turun secara signifikan.

Audi belum berencana menawarkan bahan bakar alternatif bersamaan dengan varian mobilnya. Sampai saat ini, bahan bakar alternatif yang ditawarkan pada mobilnya adalah compressed natural gas (CNG).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hemat BBM Bermodalkan Rp 2.000, Yakin Bisa?

Efisiensi bahan bakar pada kendaraan menjadi salah satu faktor penting dalam berkendara. Semakin irit kendaraan dalam mengkonsumsi bahan bakar minyak (BBM) tentunya berimbas pada pengeluaran yang minim.

Ada banyak cara atau tips untuk melakukan penghematan BBM. Mulai dari melakukan modifikasi mesin, hingga menggunakan bahan bakar alternatif.

 Tapi tahukah Anda, dengan bermodalkan Rp 2.000 ternyata bisa meningkatkan efisiensi kendaraan. Lalu apa yang bisa dilakukan menggunakan uang segitu?

Hal yang perlu dilakukan adalah memompa ban kendaraan bermotor Anda sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Cara ini dinilai meringankan kinerja mesin sehingga mampu meminimalisir penggunaan BBM. Demikian sebagaimana dikutip dari procarmechanics.

Disebutkan, tekanan angin yang tepat mampu menghasilkan cengkraman yang kuat dari ban ke aspal jalan. Tidak cuma bisa meningkatkan efisiensi, tingkat keamanan dan keselamatan berkendara juga makin terjaga. Sebagaimana diketahui, ban merupakan satu-satunya komponen pada kendaraan yang bersentuhan langsung dengan jalan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.