Sukses

Top 3 Berita Hari Ini: Merek yang Buntung dan Cara Mengencangkan Busi

Berita seputar pabrikan otomotif yang buntung di Indonesia menjadi berita terpopuler hari ini.

Liputan6.com, Jakarta Besarnya pasar otomotif di Indonesia membuat sejumlah pabrikan otomotif tertarik untuk bermain di sini, namun tidak semua pemain berhasil. Artikel "Bukannya Untung, Merek Otomotif Ini Malah Buntung di Indonesia" menjadi berita terpopuler hari ini.

Selain itu dua berita menarik lainnya adalah "Bahaya Pakai Rem Depan Saat Menikung" dan "Begini Cara Mengencangkan Busi yang Benar". Berikut rangkumannya.

1. Bukannya Untung, Merek Otomotif Ini Malah Buntung di Indonesia

Hampir semua pabrikan otomotif asal Jepang bernasib mujur menjajakan produknya di Tanah Air. Sementara itu, berbanding terbalik dengan penjualan mobil non Jepang yang tak terlalu memuaskan.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada Februari 2018, ada beberapa merek otomotif yang penjualannya cukup minim, kurang dari 40 unit.

Baca selengkapnya di sini.

2. Bahaya Pakai Rem Depan Saat Menikung

Bagi pengendara motor, secara tak sadar sering kali menggunakan rem depan ketika menikung. Ternyata hal ini dapat berbahaya bagi pengendara sendiri.

Instruktur dari Rifat Drive Labs, Ali Wijaya mengatakan rem depan memiliki mekanisme kerja yang membuat motor jadi semakin rebah. Hal itulah yang dikhawatirkan bisa berbahaya jika ada pasir atau jalan tidak rata saat tikungan.

Baca selengkapnya di sini.

3. Begini Cara Mengencangkan Busi yang Benar

Busi kerap dituduh sebagai biang kerok saat kendaraan mogok. Padahal mogoknya kendaraan tidak melulu disebabkan oleh busi.

Seperti diketahui, busi merupakan salah satu komponen vital kendaraan. Pasalnya, part tersebut berhubungan langsung dengan pengapian.

Baca selengkapnya di sini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Begini Cara Mengencangkan Busi yang Benar

Busi kerap dituduh sebagai biang kerok saat kendaraan mogok. Padahal mogoknya kendaraan tidak melulu disebabkan oleh busi.

Seperti diketahui, busi merupakan salah satu komponen vital kendaraan. Pasalnya, part tersebut berhubungan langsung dengan pengapian.

Mesin tidak akan berjalan tanpa produksi percikan api yang baik. Busi yang berkualitas menjadi salah satu faktor penting dalam produksi bunga api.

Selain pemilik kendaraan wajib memilih busi yang baik dan sesuai anjuran pabrikan, mereka pun tidak boleh melupakan proses pemasangannya. Hal itu disebabkan oleh perbedaan torsi pengencangan dari setiap varian busi.

 

 

Menurut Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia, torsi pengencangan busi tergantung pada ulir, sehingga tiap busi putarannya berbeda-beda.

Misalnya, kata dia, busi baru NGK dengan diameter ulir 18 mm dan 14 mm, maka pemasangannya setengah sampai dua pertiga putaran atau 180-240 derajat. Sedangkan busi dengan diameter ulir 12 mm dan 10 mm adalah setengah putaran atau 180 derajat. Sementara busi dengan ulir 8 mm torsi pengencangannya sepertiga putaran.

“Jika semuanya pernah dipakai, maka putarannya cukup 30 derajat saja,” kata Diko. “Jadi begini, ukuran gasket kan standarnya 2 mm, dan rata-rata range pengencangan ideal antara 1.5-1.8mm. Kalau mau pembuktian bisa dilakuin trial saja dari proses seperti yang saya jelaskan”.

Pemasangan busi tidak boleh dipaksakan, dalam artian jangan terlalu kencang atau kendur. Apalagi jika ulir busi sudah rusak, terus dipaksa dipakai lagi. Pemaksaan tersebut dikhawatirkan akan membentuk ulir baru, sehingga sulit dipasang dan dicopot.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.