Sukses

Google Maps Khusus Sepeda Motor Tersedia di Indonesia

Setelah di India, giliran Google Indonesia yang menambahkan fitur navigasi untuk sepeda motor pada aplikasi Google Maps.

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi Google Maps akhirnya menyediakan navigasi untuk sepeda motor setelah dalam waktu yang lama hanya tersedia navigasi untuk roda empat, kereta, pejalan kaki, dan pesepeda.

Navigasi untuk roda dua ini sebelumnya baru meluncur di India pada Desember 2017 lalu. 

Dengan adanya navigasi untuk sepeda motor ini, pengguna Google Maps akan mendapatkan rute yang lebih akurat. Pasalnya sebelum adanya fitur ini, para pengguna roda dua yang menggunakan Google Maps akan diarahkan ke jalan-jalan besar atau jalan tol pada umumnya, mengikuti jalur pengguna mobil.

Navigasi ini juga menginformasikan jika ada penutupan jalan dan ketersediaan tempat parkir di tempat tujuan.

Sebelum Google Maps, Waze lebih dulu mengeluarkan fitur navigasi untuk roda dua. Melalui penambahan ini, pengendara sepeda motor dapat mengetahui jalur lalu lintas yang lebih cepat dan aman untuk dilalui. 

Kelebihan lainnya, pada Waze, pengguna bisa mendapatkan informasi kondisi jalanan terbaru dari sesama pengendara sepeda motor. Tak hanya itu, informasi jalur alternatif yang mungkin tak dapat dilalui pengemudi mobil juga hadir dalam fitur ini. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Badai Matahari Berpotensi Kacaukan Sistem Navigasi Mobil Nirsopir

Banyak pabrikan otomotif yang berambisi untuk meluncurkan mobil nirsopir sepenuhnya dalam beberapa tahun ke depan. Misalkan saja GM yang menargetkan mobil nirsopir sudah masuk produksi pada 2019 mendatang.

Dilansir Bloomberg, saat ini teknologi nirsopir masih dalam tahap untuk menghadapi salju. Namun, ternyata sorotan matahari yang berlebihan seperti badai matahari dapat menimbulkan masalah bagi mobil nirsopir.

 

 

Badai matahari dapat menyebabkan peningkatan terhadap aktivitas geomagnetic dan radiasi. Hal tersebut diperkirakan dapat mengganggu koneksi data antar kendaraan nirsopir dengan satelit yang menyuplai informasi lokasi.

Scott McIntosh, Director of the High-altitude Observatory di National Center untuk Atmospheric Research, mengingatkan bahwa mobil nirsopir sebaiknya tidak bergantung sepenuhnya pada GPS. Jika terjadi badai matahari, mobil seharusnya menepi dan menunggu koneksi data normal kembali.

Setidaknya para insinyur masih memiliki waktu untuk memecahkan permasalahan mobil nirsopir ini. Badai matahari terjadi setiap 11 tahun sekali, sementara itu badai matahari terakhir terjadi pada tahun 2014 lalu. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.