Sukses

Kejar Bobot Ringan, Mazda Akan Gantikan Aki dengan Lithium-Ion

Penggunaan baterai lithium dinilai dapat meningkatkan kesenangan berkendara sekaligus mengurangi bobot.

Liputan6.com, Tokyo - Demi mengejar efisiensi bahan bakar, setiap pabrikan otomotif memiliki formulanya sendiri untuk mencapai tujuan. Mulai dari teknologi hybrid, hingga motor elektrik. Namun, Mazda memiliki pendekatan yang berbeda.

Pabrikan asal Jepang tersebut berencana untuk menggunakan baterai starter bertegangan 12 volt. Dilansir Autoblog, Mazda menggandeng dua perusahaan untuk menjalankan rencananya, yaitu ELIIY Power dan Ube Industries.

Baterai tersebut berspesifikasi lithium-ion yang menggantikan baterai lead-acid (aki konvensional). Keuntungannya adalah bobot yang ringan dan ukuran mungil. Sehingga bobotnya akan berkurang.

Dengan berkurangnya bobot, maka penggunaan bahan bakar akan lebih efisien sekaligus mobil lebih kencang dan mudah dikendalikan. Ini salah satu alasan Porsche dan Lotus memiliki opsional baterai lithium-ion 12 volt pada beberapa modelnya.

Salah satu kerugian dari baterai lithium adalah harganya. Jika baterai lead-acid berharga dari Rp 1 - 2 jutaan. Sebagai perbandingan, harga baterai lithium-ion yand ditawarkan oleh Lotus mencapai 10 kali lipatnya. Strategi ini diperkirakan akan meningkatkan harga dari mobil Mazda di masa mendatang. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengenal Sosok di Balik Kesuksesan Mesin Rotari Mazda

Tokoh di balik kesuksesan Mazda, dan kemudian menjadi Presiden dan Ketua pabrikan asal Jepang itu, medio 1980-an, Kenichi Yamamoto, meninggal dunia pada 20 Desember 2017. Yamamoto yang berusia 95 tahun tersebut, merupakan sosok di belakang mesin legenda Mazda, Rotari.

Sebelum bergabung dengan Mazda, Kenichi bertugas di Angkatan Laut Jepang, setelah lulus dari Universitas Tokyo, bergelar Teknik Mesin. Kemudian, pria ini bergabung dengan pabrik transmisi Toyo Kogyo, yang kemudian berubah menjadi Mazda di 1984.

Selama berkarir di Mazda, Yamamoto menghabiskan waktunya untuk mengembangkan mesin rotari atau awal mulanya, sebagai mesin rotor kembar Wankel.

 

 

Awalnya, pengembangan mesin Rotari ini tidak mulus, dan Kenichi Yamamoto mengumpulkan sekelompok insinyur Mazda paling berbakat untuk mengerjakan proyek mesin rotari ini. Demikian dilansir Autoevolution, Kamis (28/12/2017).

Minat perusahaan yang terkenal dengan slogan Zoom-Zoom ini terhadap mesin rotari bermula dari sebelum 1961, ketika melisensikan teknologi dari NSU Motorenwerke AG dan Wankel GmbH.

Dalam pengembangannya, memang tidak mudah, bahkan dengan mesin prototipe pertama yang hanya bisa berjalan selama satu jam.

Tepat 50 tahun yang lalu, produksi pertama Mazda dengan mesin rotari terbenamkan di Cosmo Sport 110S, tepatnya pada 30 Mei 1967. Mazda Cosmo Sport 110S menjadi peluncuran penting pabrikan asal Jepang ini, menandai dominasinya di segmen mobil sport.

Selain itu, model ini juga menandai mobil produksi pertama yang didukung oleh mesin rotor kembar Wankel.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.