Sukses

Ban Bekas, Material Usang yang Nyatanya Bernilai Tinggi

Di Kenya, industri kecilnya menyulap limbah ban bekas menjadi sandal dan dijual sekitar Rp 23 ribu hingga Rp 58 ribu.

Liputan6.com, Nairobi - Umumnya, ban bekas berakhir dimusnahkan atau dijual ke pengepul. Setelah kembang botak, para pemilik kendaraan pun tak ambil pusing dan membuang begitu saja ban bekas habis pakai mereka.

Tercatat, tak kurang dari 1,5 miliar ban bekas di seluruh penjuru dunia dibuang setiap tahunnya. Siapa sangka, angka yang nyatanya begitu besar tersebut turut menjadi berkah tersendiri bagi para insan kreatif.

Meskipun sudah berwujud limbah, bukan berarti ban bekas tak dapat diolah. Di Kenya, sebuah usaha industri kecil secara kreatif mendaur ulang ban bekas menjadi sandal. Hasilnya? barang usang tersebut pun berubah menjadi uang. Sandal berkontur tapak ban tersebut dapat dijual antara Rp 23 ribu hingga 58 ribu (kurs Rp 11.628 per US$), demikian dilansir dari Autoblog, pada Rabu (13/8/2014).

Di belahan dunia lain, sebuah perusahaan AS bernama Detroit Treads turut melakukan hal yang sama. Dengan mempekerjakan para mahasiswa University of Michigan, mereka turut mendaur ulang sendal berbahan ban bekas. Tentunya, dengan teknologi yang berbeda, ban bekas tersebut hasilnya juga lebih baik dibanding yang tradisional dilakukan di Kenya. Sandal jepit yang diproduksi oleh para mahasiswa tersebut dijual seharga US$ 25 atau sekitar Rp 291 ribu.

Tak hanya itu, pada tahun 2012 lalu, sebuah lembaga di Amerika bernama Liberty Tire Recycling mengubah 160 ribu limbah ban bekas. Ban-ban buangan rental mobil tersebut digunakan sebagai material tambahan guna pembangunan taman bermain dan jalan raya.

Pabrikan ban kelas dunia pun tanggap melihat peluang ini. Bridgestone contohnya, produsen ban asal Jepang ini menggelar program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan tema One Planet Spent Tire. Lewat program ini, raksasa Jepang tersebut secara gratis menyediakan alat-alat daur ulang bagi para toko ban yang berniat mendaur ulang ban bekas pelanggan mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.