Sukses

Industri Komponen Indonesia Kurang Memadai

Untuk menjadi raja otomotif Asia Tenggara, Indonesia tak cukup hanya menjadi pasar terbesar.

Liputan6.com, Jakarta - Untuk menjadi raja otomotif Asia Tenggara, Indonesia tak cukup hanya menjadi pasar terbesar. Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Noergadjito mengingatkan pentingnya sokongan industri komponen.

"Jumlah industri komponen masih sangat kurang memadai. Padahal industif otomotif yang kuat harus didukung industri komponen," katanya di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (19/11/2015).

Padahal, lanjut dia, apabila industri komponen Indonesia memadai, ketergantungan terhadap luar negeri bisa dipangkas.

Hingga saat ini, jumlah industri komponen lokal berada di angka 1.550 perusahaan. Di mana 550 di antaranya masuk dalam kategori Tier 1, dan 1.000 perusahaan di Tier 2 serta 3.

Untuk merangsang pertumbuhan industri komponen lokal, Menteri Perindustrian Saleh Husin beberapa waktu lalu menerbitkan Permen No 34 Tahun 2015 sebagai revisi atau Permen No 59 Tahun 2010 tentang Industri Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih dan Industri Sepeda Motor.

Poin utama dari Permen ini adalah mengurangi penggunaan komponen impor oleh pelaku industri otomotif di dalam negeri, termasuk komponen completely knock down (CKD) agar industri otomotif nasional semakin berkembang dan memiliki multiplier effect bagi industri lainnya.

Saleh Husin‎ juga berjanji memberikan kemudahan bagi masuknya investor dari luar untuk membangun pabriknya di Indonesia dengan syarat menggalang kemitraan dengan pemain lokal. Bahkan menurut menteri, pihaknya secara khusus meminta investor Jepang untuk menjadikan Indonesia sebagai basis komponen, selain untuk kebutuhan dalam negeri juga untuk ekspor.

"Masih cukup banyak komponen otomotif yang belum diproduksi di Indonesia, padahal beberapa bahan bakunya sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Banyak industri komponen di Thailand dan Jepang, tentu kami minta agar mereka masuk ke Indonesia," kata Menperin beberapa waktu lalu.

(Gst/Ian)*

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.