Sukses

4 Raksasa Otomotif Jepang Perkasa di Tiongkok

Empat pabrikan Jepang memprediksi penjualan mobil di Tiongkok justru akan melonjak ke rekor tertinggi tahun ini.

Liputan6.com, Guangzhou - Tiga pabrikan terlaris asal Jepang, Nissan, Toyota, Honda, bersama Mazda memprediksi penjualan mobil di Tiongkok akan melonjak ke rekor tertinggi tahun ini, meskipun negara dengan populasi terbesar itu mengalami perlambatan ekonomi.

Menurut mereka, sebagaimana dilansir Asia Nikkei, Rabu (24/2/2016), adalah karena kebijakan pemerintah Tiongkok yang meringankan pajak mobil-mobil kompak, yaitu mobil dengan mesin maksimal 1,6 liter.

Kebijakan ini bahkan mulai terasa oleh empat pabrikan itu sejak awal tahun. Menurut China Association of Automobile Manufacturers, penjualan mobil di sana pada Januari lalu naik 7,7 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Empat pabrikan Jepang tersebut bahkan mengalami kenaikan yang relatif lebih tinggi.

Karena latar belakang itu, empat pabrikan Jepang tersebut berani menargetkan angka tinggi tahun ini. Nissan, yang memiliki pangsa pasar terbesar di antara merek Jepang lainnya, menargetkan pertumbuhan sebesar 4 persen atau sekitar 1,3 juta kendaraan.

Sementara Toyota menargetkan peningkatan penjualan 2,4 persen atau sekitar 1,15 juta tahun ini. Sampai Januari lalu, penjualan mereka telah naik 32,1 persen. Corolla jadi primadona karena memenuhi syarat keringanan pajak.

Honda, yang tahun lalu untuk pertama kalinya mampu menjual lebih dari 1 juta mobil di Tiongkok, tahun ini menargetkan angka penjualan 1,07 juta unit. Sementara Mazda menargetkan kenaikan penjualan 2 persen atau sekitar 240 ribu unit.

Tahun lalu, kuartet pabrikan ini, ditambah Suzuki Motor dan Mitsubishi Motors dapat menjual lebih dari 4 juta unit kendaraan di Tiongkok. Ini adalah rekor yang berhasil mereka pecahkan setelah sekian tahun beroperasi di sana.

Asosiasi Industri berharap penjualan tahun ini bisa naik 5,9 persen menjadi 26,04 juta. Meski demikian, mereka memprediksi penjualan akan turun tajam seandainya pemerintah menghentikan program keringanan pajak atau terjadi perlambatan ekonomi lebih lanjut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini