Sukses

Serba-Serbi Perbandingan Antara Sistem Injeksi dan Karburator

Perawatan motor injeksi sebenarnya relatif mudah dibanding karburator.

Liputan6.com, Jakarta - Motor-motor baru yang beredar di pasaran saat ini didukung oleh sistem injeksi untuk menyuplai bahan bakar. Sistem ini menjanjikan efisiensi lebih baik serta emisi lebih rendah ketimbang karburator.

Muhammad Haris dari Aris Motor di bilangan Kayu Manis mengakui bila perawatan motor injeksi sebenarnya relatif mudah. Mekanik cukup membersihkan komponen injektor.

"Untuk servis rutin sih tinggal dibersihkan pakai injector cleaner sama setel klep. Kalau di karburator masih perlu nyetel campuran gas dan udara," tutur pria dengan sapaan Aris ini kepada Liputan6.com.

Dengan segala kemudahannya ini, sistem injeksi bukan tanpa kelemahan. Aris menjelaskan emilik juga harus rutin melakukan perawatan rutin untuk menjaga kinerja dari sistem injeksi.

Injeksi punya tekanan semprot yang sangat tinggi, ini membuat baut dudukan injektor di blok mesin lama-kelamaan kendur. Oleh karena itu, injektor harus cek berkala tiap tiga bulan sekalian servis rutin untuk mencegah kebocoran akibat baut injektor di blok mesin yang mengendur," paparnya.

Pada karburator, bensin masuk ke ruang bakar karena `dihisap` oleh pergerakan piston pada silinder. Sementara itu, sistem injeksi menggunakan injektor yang berfungsi seperti shower yang menyemprotkan aliran bensin dengan dikontrol dari piranti elektronik bernama Engine Control Unit (ECU).

Mekanik beranak satu ini menjelaskan demi mengejar efisiensi maka pembakaran dari hasil injeksi cenderung kering. menjelaskan bila sistem injeksi yang bekerja secara digital dari ECU membuat sulit diutak-atik untuk meningkatkan performa.

"Motor injeksi ngejar irit dan udah di set otomatis, jadi susah ngatur basah keringnya pembakaran. Kalau karburator, pembakaran bisa disesuaikan manual dan komposisinya bisa dibuat benar-benar ideal sesuai kebutuhan mesin," jelasnya.

Ia melanjutkan, pemilik motor injeksi juga sulit untuk mengoprek tunggangan agar performanya lebih galak. Kalaupun bisa, harus merogoh kocek yang cukup dalam untuk membeli piggyback.

"Kalau motor karburator mau lebih bertenaga bisa dimainin pilot sama main jet-nya, ini lebih murah daripada beli piggyback. Setelah diganti, tenaganya naik dan campuran bensin untuk pembakarannya juga tidak kering. Soal boros atau iritnya bensin relatif dari cara berkendara si pengguna," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.