Sukses

Top 3 Otomotif: Ongkos Servis Motor Karburator dan Injeksi

Perbandingan ongkos servis motor injeksi dan karburator jadi satu dari tiga artikel yang paling disorot pembaca.

Liputan6.com, Jakarta - Artikel yang membandingkan ongkos servis motor injeksi dan karburator jadi satu dari tiga artikel yang paling disorot pembaca setia Liputan6.com.

Di samping itu, isi saran kualitas bensin untuk motor injeksi dan salah kaprah panaskan sepeda motor tak luput dari perhatian. Berikut top 3 artikel otomotif:

1. Membandingkan Ongkos Servis Injeksi dan Karburator

Era sistem pengabutan bahan bakar menggunakan karburator nyaris berakhir. Motor-motor keluaran baru saat ini telah didukung sistem injeksi untuk memasok bensin dan udara ke ruang bakar.

Dari segi perawatan antara injeksi dengan karburator pastinya memiliki perbedaan saat servis berkala. Namun demikian, ongkos yang dipatok oleh bengkel resmi untuk jasa servis dari satu jenis motor baik yang masih menggunakan karburator ataupun dengan sistem injeksi tarifnya sama saja.

Selengkapnya, klik di sini.

2. Isi Bensin Motor Injeksi, Sesuaikan dengan Kompresi

Menggunakan motor injeksi sebenarnya tidak serumit yang dibayangkan. Sistem pengkabut bahan bakar yang bekerja secara elektrik ini tidak membutuhkan jenis bahan bakar tertentu.

Agar mesin menghasilkan performa secara maksimum maka pengisian BBM harus mengikuti kompresi. pemilihan bahan bakar akan berpengaruh pada durabilitas mesin motor.



Pada kenyataannya masih banyak pengguna motor yang berkompresi tinggi mengisinya dengan bensin jenis Premium. Begitu pula sebaliknya, pengendara mengisi dengan oktan diatas 92 untuk kompresi yang tidak terlalu tinggi.

Selengkapnya, klik di sini.

3. Salah Kaprah Panaskan Sepeda Motor

Pemilik sepeda motor biasanya memanaskan tunggangannya di pagi hari sebelum beraktivitas. Motor dibiarkan menyala sambil pemiliknya bersiap, misalnya menggunakan sepatu atau sarapan.

Sayangnya, kebiasaan itu ternyata tidak tepat. Memanaskan motor dalam waktu tertentu dan didiamkan adalah hal yang mubazir. Hal ini diungkapkan oleh Izas Ismail, Sevice Advisor Mitra Jaya Depok, dealer resmi Honda.



"Itu mubazir. Soalnya, kalau hanya dipanaskan (stationer), aliran oli tidak maksimal melumasi bagian-bagian mesin yang berada di posisi atas berapa pun waktu pemanasannya," ujar Izas kepada awak Liputan6.com, Selasa (10/11/2015).

Selengkapnya, klik di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.