Sukses

Pasar Mobil Pikap Anjlok

Pasar pikap mengalami penurunan dari 183.168 unit pada 2015 menjadi 117.471 unit tahun lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Pasar pikap nasional turun hampir 50 persen. Segmen ini bahkan anjlok paling parah dibanding pasar mobil niaga yang turun hanya 30 persen.

Dilihat dari segmen pasarnya yang banyak di pedesaan, maka ada kondisi di mana orang-orang desa mulai tak punya kemampuan untuk membeli pikap untuk usaha. Hal ini juga yang diamini oleh Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI).

Biswadev Sengupta, Presiden Direktur TMDI mengatakan bahwa salah satu kesulitan yang khas dialami masyarakat pedesaan adalah akses terhadap keuangan. "Mereka tidak punya akses yang baik dengan program finansial," ujar Biswadev, di Jakarta, Selasa (17/1/3017).

Dengan kurangnya akses terhadap lembaga finansial, maka mereka juga akan kesulitan membeli kendaraan. Padahal, dengan adanya kendaraan niaga, maka usaha kecil dan menengah mereka bisa semakin berkembang. Pada akhirnya, ekonomi bergerak.

Biswadev kemudian mencontohkan dengam yang terjadi di India. Meski sama-sama berkembang, tapi di sana ada bank yang khusus membiayai bantuan kredit mikro kepada orang-orang kurang mampu.

Nama bank ini adalah Grameen Bank. Bersama pendirinya, Muhammad Yunus, lembaga yang pertama kali beroperasi di Bangladesh ini bahkan terpilih sebagai penerima Penghargaan Perdamaian Nobel pada 2006 lalu.

"Pemerintah harus punya program yang baik soal itu. Orang desa tak hanya penting punya kendaraan, tapi juga bagaimana mereka punya akses terhadap finansial," tutup pria asal India ini.

Mengacu data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pasar pikap mengalami penurunan dari 183.168 unit pada 2015 menjadi 117.471 unit tahun lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.