Sukses

Badai Matahari Berpotensi Kacaukan Sistem Navigasi Mobil Nirsopir

Badai mahatari dapat menyebabkan mengganggu koneksi data antar kendaraan nirsopir dengan satelit yang menyuplai informasi lokasi.

Liputan6.com, Jakarta Banyak pabrikan otomotif yang berambisi untuk meluncurkan mobil nirsopir sepenuhnya dalam beberapa tahun ke depan. Misalkan saja GM yang menargetkan mobil nirsopir sudah masuk produksi pada 2019 mendatang.

Dilansir Bloomberg, saat ini teknologi nirsopir masih dalam tahap untuk menghadapi salju. Namun, ternyata sorotan matahari yang berlebihan seperti badai matahari dapat menimbulkan masalah bagi mobil nirsopir.

Badai matahari dapat menyebabkan peningkatan terhadap aktivitas geomagnetic dan radiasi. Hal tersebut diperkirakan dapat mengganggu koneksi data antar kendaraan nirsopir dengan satelit yang menyuplai informasi lokasi.

Scott McIntosh, Director of the High-altitude Observatory di National Center untuk Atmospheric Research, mengingatkan bahwa mobil nirsopir sebaiknya tidak bergantung sepenuhnya pada GPS. Jika terjadi badai matahari, mobil seharusnya menepi dan menunggu koneksi data normal kembali.

Setidaknya para insinyur masih memiliki waktu untuk memecahkan permasalahan mobil nirsopir ini. Badai matahari terjadi setiap 11 tahun sekali, sementara itu badai matahari terakhir terjadi pada tahun 2014 lalu. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengenal Tingkatan Berkendara Mobil Nirsopir

Mobil dengan teknologi nirsopir semakin lama semakin banyak dan menjadi teknologi yang umum. Namun, tidak semua teknologi nirsopir yang disematkan pada mobil setara.

Dilansir autoevolution, perbedaan bukan dari pabrikan yang membuatnya, melainkan kemampuan nirsopir yang dimiliki.

Terdapat enam tingkatan teknologi nirsopir yang bisa dikenali. Klasifikasi ini mengacu kepada standar SAE International dan telah digunakan oleh U.S. Department of Transportation (DoT) dan National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) di November 2017.

Berikut ini adalah enam tingkatan teknologi nirsopir:

Level 0

Tingkatan ini berlaku untuk semua mobil yang ada, artinya tidak ada teknologi nirsopir. Semua pekerjaan dilakukan oleh sang sopir, seperti akselerasi, pengereman, memutar lingkar kemudi, dan sebagainya.

Mobil yang disemati teknologi blind spot dan collision warning masih termasuk dalam kategori ini. Dengan kata lain, pengemudi bertanggung jawab sepenuhnya untuk pengendalian.

Level 1

Mobil dapat melakukan perintah sederhana untuk mengatur lingkar kemudi, pengereman, dan akselerasi. Namun, pengemudi tetap bertanggung jawab untuk memperhatikan jalanan, sewaktu-waktu butuh intervensi.

Level 2

Memiliki kemampuan yang lebih baik dibanding Level 1. Teknologi ini tetap memungkinkan pengemudi untuk intervensi jika kondisi jalanan dianggap tidak memungkinkan untuk nirsopir. Setidaknya terdapat dua fungsi otomatis, namun pengemudi tetap bertanggung jawab untuk pengoperasian.

3 dari 3 halaman

Selanjutnya

Level 3

Mobil memiliki kemampuan untuk memantau kondisi sekitar dan mengoperasikan akselerasi, pengereman, dan lingkar kemudi. Sistem ini diperuntukkan di jalan bebas hambatan. Intervensi dibutuhkan pada keadaan tidak terduga atau darurat.

Level 4

Setelah diaktifkan, sistem ini dapat bekerja secara mandiri sepenuhnya. Tidak dibutuhkan intervensi sama sekali, hanya saja cuaca masih menjadi salah satu kendala.

Level 5

Tingkatan tertinggi untuk teknologi nirsopir. Pengemudi hanya dianggap sebagai penumpang biasa, tinggal masukkan tujuan dan mobil akan melaju sampai tujuan.

Untuk diketahui, sampai saat ini teknologi nirsopir baru sampai Level 3. Level 4 masih berada dalam tahap pengujian saja. Sehingga belum ada yang mencapai Level 5.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.