Sukses

Hyundai: Ford Tutup Itu Bencana

Hyundai menganggap berhenti beroperasinya merek otomotif adalah bencana. Hal tersebut sangat merugikan konsumennya.

Liputan6.com, Jakarta - Persaingan adalah hal yang wajar di industri manapun, tidak terkecuali di industri otomotif. Mereka yang tidak mampu bersaing, akhirnya gulung tikar, seperti yang dialami Ford Motor Indonesia (FMI) baru-baru ini.

Selain perusahaan otomotif itu sendiri, pihak yang dirugikan jika gukung tikar pastilah konsumennya. Mereka tidak akan mendapatkan layanan sebagaimana mestinya, atau minimal di bawah standar saat pabrikan masih beroperasi.

Bahkan, Mukiat Sutikno selaku Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) mengatakan fenomena gulung tikar seperti FMI adalah bencana.

"Itu (penghentian operasi) disaster (bencana)  juga untuk industri otomotif. Kasihan konsumen," ujar Mukiat, di sela peluncuran produk baru Hyundai, new Santa Fe 2016 di Epicentrum Walk, Jakarta, Kamis (18/2/2016).

Menurutnya, dari kaca mata kompetitor, penutupan operasi merek lain tidaklah bagus. Sebab, membeli mobil adalah jangka panjang. Konsumen tidak akan begitu saja mengganti mobil yang mereknya bangkrut ke merek lain yang dianggap masih 'sehat'.

Dengan alasan itu pula, Mukiat mengaku tidak mengambil keuntungan dengan berhenti beroperasinya Ford. "Ambil untung? Tidak," akunya.

Sebagai tambahan, selain Ford, dua pabrikan juga telah 'tumbang' dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Februari tahun lalu misalnya, PT General Motors Indonesia memutuskan untuk menghentikan kegiatan produksinya di pabrik Bekasi.

Sementara itu, kiprah Proton juga berakhir pada November tahun lalu. Keputusan ini ditandai dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini